Page 11 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 11

Astaga, mereka masih saja bucin! Hm, ngomong-  Ryan? Siapa nanti temanku di Yogya? Apa mereka seasyik
 ngomong soal gudeg Yu Parti. Ryan, sahabatku, pernah  Ryan?  Sebaik  Selvi?  Bagaimana  rasanya  tak    bisa  lagi
 liburan ke Yogya. Kata dia, makanannya serba manis.  menghirup kuah cuko seribuan yang dijajakan oleh Cek
 Bahkan, masih kata Ryan, gudeg rasanya seperti kolak  Asiong? Apa ada sambal tempoyak di sana? Duh, serbuan
 yang kebanyakan gula merah dan kehabisan kuah. Pasti   laron di benakku makin menjadi-jadi.
 gudeg Yu Parti juga seperti itu.
                   “Fajar Bening, tolong dengarkan Papa,” pinta Papa
 Papa dan Mama tak henti membahas Yogya dengan   sambil memegang kedua bahuku. “Ini hanya sementara.
 mata berbinar. Mereka mengenang masa lalu ketika kuliah   Dua tahun itu tak lama. Papa dan Mama ingin kau ikut.
 di sana. Katanya, cinta mereka bersemi di kampus biru.
 Aku terheran-heran dalam hati. Mengapa disebut
 kampus biru? Memangnya gedungnya berwarna biru?
 Ak          webnya      Univ

 Mada tidak nampak biru. Bahkan jas almamaternya juga
 bukan biru. Entah warna apa itu, aku tak tahu.

 Ah, lupakan UGM dan kisah cinta Papa Mama. Ada
 hal lebih penting yang harus kutanyakan. “Bolehkah
 Faben tetap di Bengkulu?” aku menyela obrolan Papa dan
 Mama yang disertai saling cubit mesra itu.
 Mendengar  pertanyaanku,  acara  cubit-cubitan
   t  Seper  adeg      y
 dipause.
 “Faben  idak nak pindah.  Faben tetap di Bengkulu
 saja. Kawan-kawan Faben banyak di sini. Faben idak suka
 makanan manis, Faben …,” aku tak mampu menyelesaikan
 kalimatku. Napasku terasa sesak.
 Bagaimana rasanya kehilangan teman? Bagaimana
 rasanya tak bisa lagi main petak umpet di benteng
 Marlborough? Bagaimana rasanya tak bisa lagi  naik
   sore-sor    melew    Sel  g




 2  Misteri Drumben Tengah Malam                               3
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16