Page 50 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 50
“Di Bengkulu juga ada bediding, kok. Kamu saja yang aku tidur lebih cepat saja malam ini. Aku pun memejamkan
enggak merasa,” kata Papa sambil mencari-cari obat mata dan dalam sekejap aku sudah tertidur.
alergi di dalam tas obat-obatan.
Drum … drum …!
“Kayaknya lebih dingin ini, deh. Faben belum pernah
Setengah sadar, aku menggeliat dan menarik
segatal ini,” sahutku sambil terus menggaruk tubuhku.
selimutku. Sepertinya ada bunyi drumben? Ah, mungkin
Duh, semoga saja kulitku tak lecet-lecet.
itu hanya suara di mimpiku. Aku kembali terlelap dan tak
Aku berusaha mengalihkan perhatianku dengan lagi memikirkan bunyi itu. Efek samping obat alergi tadi
memandangi pohon kuini di depan jendela kamarku. benar-benar membuat mataku berat dan lengket.
Kuini masih satu keluarga dengan mangga, seharusnya Brrr … tetapi mengapa rasanya bertambah dingin?
berbung juga “W iya P benar Kuininy
Brak! Tiba-tiba saja jendelaku terbuka sendiri. Daun
berbunga,” kataku.
jendela bergoyang-goyang menimbulkan bunyi yang
“Asyik, sebentar lagi kita panen kuini. Kita bisa bikin berisik. Aroma kuini pun menguar masuk ke kamarku
es kuini,” jakun Papa naik turun meneguk air liurnya. berbarengan dengan hawa dingin yang menggigit
tulangku.
Aku tak terlalu suka kuini. Menurutku, lebih enak
mangga daripada kuini. Mengapa pemilik rumah ini dulu Aduh, apa lagi ini? Mataku langsung terbuka lebar.
tak menanam mangga saja, ya? Kuini seratnya banyak, Kantukku hilang entah ke mana. Aneh, tidak ada angin
dikuny ar harumny kok jendelaku terbuka? Hmm, apa ada setuwou berulah?
astaga! Lagi-lagi aku mengeluh. “Pa, sudah ketemu Aku tak takut, aku lebih takut pada hawa dingin yang bisa
obatnya?” tanyaku sembari kembali menggaruk tangan membuat tubuhku korengan.
dan kakiku.
Buru-buru, kututup jendelaku dan menyelotnya.
“Sabar, nah ini dia! Efek samping obat ini kamu akan Nah, dengan begini jendelaku tak akan terbuka lagi.
mengantuk. Jadi, setelah ini kamu tidur saja, ya,” kata
Aku kembali memejamkan mata. Drum … drum! Lagi-
Papa sambil menyodorkan obatnya. Papa lalu mematikan
lagi ada bunyi drumben. Sepertinya ada yang sedang
lampu kamar dan menutup jendela kamarku. Setelah
mencium keningku, Papa pun beranjak keluar. “Semoga
Memangnya sekarang pukul berapa? Kukucek mataku,
malam ini tidurmu nyenyak, enggak diganggu gatal-gatal.”
agar bisa melihat angka di jam dinding dengan lebih jelas.
Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Sekarang pukul dua malam! Siapa yang berlatih drumben
Biasanya aku tidur pukul sepuluh, tetapi tidak apa-apa, tengah malam begini?
42 Misteri Drumben Tengah Malam Bab 6 Bunyi Tengah Malam 43