Page 51 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 51

“Di Bengkulu juga ada bediding, kok. Kamu saja yang   aku tidur lebih cepat saja malam ini. Aku pun memejamkan
 enggak merasa,” kata Papa sambil mencari-cari obat  mata dan dalam sekejap aku sudah tertidur.
 alergi di dalam tas obat-obatan.
                   Drum … drum …!
 “Kayaknya lebih dingin ini, deh. Faben belum pernah
                   Setengah sadar, aku menggeliat dan menarik
 segatal ini,” sahutku sambil terus menggaruk tubuhku.
               selimutku. Sepertinya ada bunyi drumben? Ah, mungkin
 Duh, semoga saja kulitku tak lecet-lecet.
               itu hanya suara di mimpiku. Aku kembali terlelap dan tak
 Aku berusaha mengalihkan perhatianku dengan  lagi memikirkan bunyi itu. Efek samping obat alergi tadi
 memandangi pohon kuini di depan jendela kamarku.  benar-benar membuat mataku berat dan lengket.
 Kuini masih satu keluarga dengan mangga, seharusnya  Brrr … tetapi mengapa rasanya bertambah dingin?
 berbung  juga  “W  iya  P  benar  Kuininy
               Brak!  Tiba-tiba saja jendelaku terbuka sendiri. Daun
 berbunga,” kataku.
               jendela bergoyang-goyang menimbulkan bunyi yang
 “Asyik, sebentar lagi kita panen kuini. Kita bisa bikin   berisik. Aroma kuini pun menguar masuk ke kamarku
 es kuini,” jakun Papa naik turun meneguk air liurnya.   berbarengan dengan hawa dingin yang menggigit
               tulangku.
 Aku tak terlalu suka kuini. Menurutku, lebih enak
 mangga daripada kuini. Mengapa pemilik rumah ini dulu   Aduh, apa lagi ini? Mataku langsung terbuka lebar.
 tak menanam mangga saja, ya? Kuini seratnya banyak,  Kantukku hilang entah ke mana. Aneh, tidak ada angin
   dikuny      ar  harumny       kok jendelaku terbuka? Hmm, apa ada setuwou berulah?
 astaga! Lagi-lagi aku mengeluh. “Pa, sudah ketemu  Aku tak takut, aku lebih takut pada hawa dingin yang bisa
 obatnya?” tanyaku sembari kembali menggaruk tangan  membuat tubuhku korengan.
 dan kakiku.
                   Buru-buru, kututup jendelaku dan menyelotnya.
 “Sabar, nah ini dia! Efek samping obat ini kamu akan   Nah, dengan begini jendelaku tak akan terbuka lagi.
 mengantuk. Jadi, setelah ini kamu tidur saja, ya,” kata
                   Aku kembali memejamkan mata. Drum … drum! Lagi-
 Papa sambil menyodorkan obatnya. Papa lalu mematikan
               lagi ada bunyi drumben. Sepertinya ada yang sedang
 lampu kamar dan menutup jendela kamarku. Setelah
 mencium keningku, Papa pun beranjak keluar. “Semoga
               Memangnya sekarang pukul berapa? Kukucek mataku,
 malam ini tidurmu nyenyak, enggak diganggu gatal-gatal.”
               agar bisa melihat angka di jam dinding dengan lebih jelas.
 Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan malam.   Sekarang pukul dua malam! Siapa yang berlatih drumben
 Biasanya aku tidur pukul sepuluh, tetapi tidak apa-apa,  tengah malam begini?





 42  Misteri Drumben Tengah Malam     Bab 6 Bunyi Tengah Malam  43
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56