Page 116 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 116

Jauh di dalam hati, Jalu menyadari janjinya tidaklah                            “Untuk  sementara,  Kampung  Naga  akan  ditutup
            cukup. Dia telah melakukan hal yang tak termaafkan.                             untuk  umum,  sampai  keadaan  lebih  tenang,”  kata
            Dia  telah  mengobrak-abrik  ketenangan  Kampung                                Uwak Tatang lagi.
            Naga.  Jalu  ingin  memperbaikinya,  tetapi  tidak  tahu                            Kepala Jalu makin dalam tertunduk. Kini, tidak ada
            mulai dari mana.
                                                                                            lagi celah baginya untuk meraih mimpinya pergi ke Jepang.
                “Untuk  apa?”  Suara  Uwak  Tatang  bergema  di                             Selamat tinggal, Desa Shirakawa, pekik Jalu dalam hati.
            gendang telinganya.                                                                 “Jalu sudah tahu apa yang harus dilakukan?” tanya

                Jalu  tak  yakin  dengan  arah  pertanyaan  Uwak                            Uwak Tatang.
            Tatang. Apakah Uwak Tatang menanyakan untuk apa dia
            membuat konten? Rasanya tadi sudah dijelaskan. Ataukah                              Akhirnya.
            dia  bertanya  tentang  tujuannya  membuat kehebohan  di                            Jalu  mengangguk.  Dia  sudah  menjanjikan  tidak
            Kampung Naga?                                                                   akan  membuat  kehebohan  lagi.  Dia  harus  menutup
                “Untuk bekal pergi ke Jepang,” ucap Jalu. Suaranya                          konten itu selamanya.
            nyaris lebih pelan dari desisan angin.                                                                 ***

                Hening.                                                                         Kalau saja di Bale Patemon ada pintu Doraemon
                “Kampung  Naga  mengutamakan  ketenangan,                                   yang  bisa  mengantarkan  ke  mana  saja,  Jalu  ingin
            bukan kesenangan,” sabda Uwak Tatang.                                           sekali  melewatinya  dan  langsung  sampai  di  rumah.
                Perasaan  Jalu  tak  karuan.  Kalimat  itu  seolah                          Tidak,  tidak.  Bukan  ke  rumah,  melainkan  langsung  ke


            menjadi mantra bagi warga Kampung Naga. Kalimat                                 sisi  Abah  atau  bahkan  di  Desa  Shirakawa. Ah, kalau







            itu digaungkan berulang-ulang seperti sebuah rapalan                            ada pintu  itu, Jalu  yakin tidak akan ada masalah di



            doa; ketenangan, bukan kesenangan.                                              Kampung  Naga. Dia tidak perlu  membuat  konten.




                                                                                            Namun nyatanya, tidak ada pintu  ke  mana saja. Jalu


                 “Adat bukan tontonan, melainkan tuntunan,” ucap                            harus  menghadapinya.
            Uwak Tatang lagi.


                                                                                                Jalu  sebisa mungkin menegakkan kepala.  Jalu

                Jantung Jalu berdegup kencang. Rasanya, dia tak                             bertekad menghadapi puluhan mata yang  mengarah




            sanggup lagi mendengar lebih banyak. Dia sudah bisa                             kepadanya.  Rasanya, pandangan mata itu  mampu



            menebak setelahnya. Dia ingin sekali menutup telinga,                           menembus  hingga ke  tulang  rusuk yang  ditutupi


            agar suara Uwak Tatang tak terekam selaput telinganya.
            108       Mengejar                                                                                            Hari Paling Buruk  109
                                                                                                                                 Bab 11
                      Haruto
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121