Page 67 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 67

Gara-gara  kehausan  akibat  berjam-jam  di  kedai
 kopi  bersama  Ijad,  Jalu  harus  mengeluarkan  lembar
 terakhir  di  dompetnya.  Alhasil,  hari  ini  dia  tak   “Euleuh.  Bukannya  kemarin  ada  yang  sesumbar
 mempunyai sepeser pun uang.  akan pergi ke Jepang apa pun caranya? Kenapa duit saja
               masih minta?” ujar Utari menyindir.
                   Kalau  ada  yang  tidak  disukai  Jalu  pada  Utari
               adalah kepandaiannya berbicara dan berdebat. Mulut
               Utari  ceplas-ceplos,  seolah  tak  punya  rem.  Jalu
               menyesal  sudah  mengajukan  permintaan  itu.  Jalu
               juga  menyesal  kenapa  tadi  tak  meminta  uang  saku
               dulu pada Ambu. Dia tahu Utari akan menyindir dan
               meledeknya habis-habisan. Dia merasa sangat bebal
               karena tetap memintanya.

                   “Ah, kamu.” Jalu menggerutu. Emosinya tersulut.
               Jalu tahu Utari hanya ingin meledeknya, tetapi tetap
               saja perasaannya jadi kesal. “Dikasih enggak, nih?”
                   “Usaha  dong!”  tukas  Utari  tampak  penuh
               kemenangan.

                   Jalu  memberengut.  Dia  ingin  membalas,  tetapi
               sebuah kepala menyeruduknya dari belakang.
                   “Selamat pagi, putra mahkota,” sapa Ijad yang tahu-
               tahu berada di antara Jalu dan Utari.

                   “Ah, partner bisnisku,” sambut Jalu sambil berlagak
               cuek pada Utari.
                   Anak  laki-laki  berambut  lurus  dan  berkening
               menonjol ini menyeringai girang.
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72