Page 20 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 20

GRUDUK … GRUDUK .…

                                                                                                                       BRUK! BRAAKK!


                                                                                                                       Suara keras terdengar seiring lengkingan marah. Kali

                                                                                                                   ini langkah Cemong terhenti. Ia menoleh ke arah rumah


                                                                                                                   itu. Apalagi yang terjadi sekarang?

                                                                                                                       “Ampuuun  …  ambrol  lagi,  kan,  atapnya!”  Suara


                                                                                                                   mengamuk  perempuan  tadi.  “Kemarin,  langit-langit

                                                                                                                   kamar. Sekarang, ruang tamu!”


                                                                                                                       PRAK! PRAK!

                                                                                                                       Meooong .…


                                                                                                                       Cemong  menyeringai.  Dua  ekor  kucing  mencelat  ke

                                                                                                                   luar dari pintu depan yang terbuka. Terbirit-birit kabur


                                                                                                                   menyelamatkan  diri.  Pertarungan  sepertinya  usai.  Ke–

                                                                                                                   duanya harus lari dari amukan pemilik rumah.


                                                                                                                       Cemong memalingkan kembali wajahnya, meneruskan

                                                                                                                   langkahnya.  Cemong  tidak  peduli  kedua  preman  itu


                                                                                                                   bertarung.  Ia  lebih  mementingkan  bagaimana  perutnya

                                                                                                                   bisa terisi malam ini.















      12                                                                                                                                                                                        13
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25