Page 154 - ilovepdf_merged (11)
P. 154
Jika komponen utama kekuatan Hankam dan
komponen nasional tidak mampu menangani
masalah-masalah dalam negeri, maka dapat terjadi
skenario yang kacau balau. Akibatnya, penting untuk
menyadari hubungan antara kekuatan domestik dan
potensi intervensi asing (Sumarsono, 2000: 129).
Masa kontemporer telah melihat pergeseran dari
geopolitik ke geoekonomi, yang akan mengubah
bagaimana kebijakan dan taktik negara diterapkan
untuk mewujudkan tujuan nasional. Adopsi
kebijakan baru akan mengintensifkan perselisihan
internal dan regional, mendorong kekuatan super
untuk terlibat. Oleh karena itu, diperlukan
pembangunan postur pertahanan dan keamanan
yang kompeten untuk melaksanakan:
terbatas maka perlu dikembangkan kekuatan
Hankam yang meliputi:
1. Pemanfaatan intelijen strategis dalam segala
aspek kehidupan bangsa.
2. Menerapkan pertahanan laut, darat, dan
udara.
3. Pemeliharaan dan penegakan keamanan
dalam negeri,
4. Mempromosikan kemungkinan kekuatan
daerah di semua aspek kehidupan sehari-hari
untuk meningkatkan TANNAS.
5. Menjunjung tinggi stabilitas nasional yang
bersifat umum dan lestari. Dalam upaya
bertahan dari bahaya baik internal maupun
eksternal, namun dengan anggaran yang
sangat ketat
6. Perlawanan bersenjata terdiri dari bala
bantuan actual unit-unit TNI yang senantiasa
disiapkan dan digalakkan sebagai pasukan
cadangan serta bala bantuan potensial POLRI
dan RATIH yang bertindak sebagai WANRA.
7. Perlawanan Tidak Bersenjata terdiri dari
RATIH dengan peran TIBUM, LINRA, KAMRA,
dan LINMAS
147