Page 92 - qowaid
P. 92

QAWA’ID FIQHIYYAH



                                                                      BAB 5


                                                                   KAIDAH KETIGA

                                                                               ُ َّ
                                                                     َّ
                                                                 ُ رْيِسْيتلا ُبِلْجَت ةقَشملَا
                       “Kesulitan mendatangkan kemudahan”
                    A. Tujuan Pembahasan
                       a.  Mengetahui kaidah ketiga dari sudut pengertian maknanya
                       b.  Memahami pendapat para ulama tentang kriteria kesulitan
                       c.  Mengerti  dasar  hukum  yang  digunakan  dalam  kaidah
                          tersebut baik dari al-qur’an maupun hadist
                       d. Mengetahui contoh-contoh dari penerapan kaidah tersebut
                       e.  Mengetahui kaidah-kaidah cabang dari kaidah tersebut

                    B. Penjelasan Kaidah
                             Apabila suatu hukum terdapat kesusahan atau kesulitan
                       dalam penunaian dan pelaksanannya, baik kepada badan, jiwa,
                       atau  harta  seorang  mukallaf,  maka  hukum  itu  diringankan
                       sehingga tidak  menyusahkan lagi. Keringanan tersebut dalam
                       Islam dikenal dengan istilah rukhsah.
                             Al-Masyaqqah menurut arti bahasa (etimologis) adalah
                       al-ta’ab yaitu kelelahan, kepayahan, kesulitan, dan kesukaran
                       seperti terdapat dalam QS. An-Nahl ayat 7 :
                                                                          َ ْ َ
                                          َّ
                                َ ْ
                                                                     َ
                                                             َ َ
                              ِ سُفْنلأا  قِشب لَإ ِهيِغِلاَب اوُنوُكَت مل  دلَب ىلإ مُكلاَقثأ ُلِمْحَتو َ
                                                            ْ
                                                                     ِ ْ
                                        ِ
                                    ِ
                                           ِ
                       “Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu
                       tidak  sanggup  sampai  kepadanya,  melainkan  dengan
                       kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.” (QS. An-Nahl:
                       7).
                             Sedangkan    al-taysir  secara  etimologis  berarti
                       kemudahan, seperti di dalam hadits nabi  yang diriwayatkan
                       oleh Al-Bukhari dan Muslim disebutkan :
                                                                          ٌرْسُي َنْيِ دلا َّنِا












                                                   81
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97