Page 8 - 4410121014_WIDIANA_SANGIRAN_K14
P. 8

di dalam kawasan Kubah Sangiran  yang merupakan bagian dari depresi Solo, di

                          kaki  Gunung  Lawu  (17  km  dari  kota  Solo).  Museum  Sangiran  beserta  situs
                          arkeologinya,  selain  menjadi  obyek  wisata  yang  menarik  juga  merupakan  arena

                          penelitian tentang kehidupan prasejarah terpenting dan terlengkap diAsia, bahkan
                          dunia.


                          Dimuseum  dan  situs  Sangiran  dapat  diperoleh  informasi  lengkap  tentang  pola

                          kehidupan  manusia  purba  di  Jawa  yang  menyumbang  perkembangan  ilmu

                          pengetahuan  seperti  Antropologi,  Arkeologi,  Geologi,  Paleoanthropologi.  Di
                          lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah

                          Pithecantropus  erectus  (salah  satu  spesies  dalam  taxon  Homo  erectus)  oleh
                          arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.


                          Penggalian  oleh  tim  Von  Koenigswald  berakhir  1941.  Koleksi-koleksinya

                          sebagian  disimpan  di  bangunan  yang  didirikannya  bersama  Toto  Marsono  di
                          Sangiran  sampai  tahun  1975,  yang  kelak  menjadi  Museum  Purbakala  Sangiran,

                          tetapi  koleksi-koleksi  pentingnya  dikirim  ke  kawannya  di  Jerman,  Franz

                          Weidenreich. Pada waktu itu banyak wisatawan yang datang berkunjung ke tempat
                          tersebut, maka muncullah ide untuk membangun sebuah museum. Pada awalnya

                                                                                 2
                          Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.000 m  yang terletak di samping
                          Balai Desa Krikilan. Sebuah museum yang representatif baru dibangun pada tahun

                          1980  karena  mengingat  semakin  banyaknya  fosil  yang  ditemukan  dan  sekaligus
                          untuk  melayani  kebutuhan  para  wisatawan  akan  tempat  wisata  yang  nyaman.

                                                            2
                                                                                                   2
                          Bangunan tersebut seluas 16.675 m  dengan ruangan museum seluas 750 m .
                          Bangunan  tersebut  bergaya  joglo  dan  terdiri  dari  ruang  pameran,  aula,

                          laboratorium,  perpustakaan,  ruang  audio  visual  (tempat  pemutaran  film  tentang
                          kehidupan manusia prasejarah), gudang penyimpanan, mushola, toilet, area parkir,

                          dan kios suvenir (khususnya menjual handicraft “batu indah bertuah” yang bahan
                          bakunya didapat dari Kali Cemoro).
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13