Page 20 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 20
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
periodisasi atau pembabakan, yakni membagi penjelasan ke dalam
beberapa periode untuk memudahkan. Sejarah Pendidikan Islam juga
memerlukan adanya periodisasi, karena rentang waktu yang sudah dilalui
oleh Islam sudah mencaai 14 abad lebih (21 September 2017 = 1
Muharram 1439).
Ada tiga jenis periodisasi yang paling umum digunakan dalam kajian
Sejarah Pendidikan Islam. Yang pertama adalah periodisasi yang mengacu
pada pergantian kekuasaan. Dalam periodisasi model ini perkembangan
pendidikan Islam dibagi ke dalam:
1. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah saw.,
2. Pendidikan Islam pada masa Al-Khulafa’ al-Rasyidun,
3. Pendidikan Islam pada masa Dinasti Umayyah,
4. Pendidikan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah,
5. Pendidikan Islam pada masa Tiga Kerajaan Besar
6. Pendidikan Islam pada masa Penjajahan Barat
7. Pendidikan Islam pada masa Negara Bangsa, dan seterusnya ….
Model periodisasi yang kedua adalah periodisasi yang lebih mengacu
pada satuan waktu yang dilalui sejarah peradaban Islam secara umum.
Di sini Sejarah Pendidikan Islam dibedakan menjadi tiga periode:
1. Pendidikan Islam pada masa klasik (600-1250),
2. Pendidikan Islam pada masa pertengahan (1250-1800),
3. Pendidikan Islam pada masa modern (1800 dan seterusnya). 5
Model periodisasi yang ketiga membagi Sejarah Pendidikan Islam
dengan merujuk pada dinamika kualitatif pendidikan Islam itu sendiri.
Model ini melahirkan periodisasi sebagai berikut:
5 Gustav von Grunebaum membagi sejarah peradaban Islam menjadi periode
klasik 600-1258, periode pertengahan 1258-1800, dan masa modern, sejak 1800.
Lihat trio karya Grunebaum: Classical Islam: A History 600-1258. Terjemahan Katherine
Watson (London: George Allen & Unwin, 1970); Medieval Islam: A Study in Cultural
Orientation (Chicago: The University of Chicago Press, 1966); dan Modern Islam: The
Search for Cultural Identity (Westport, Connecticut: Greenwood Press, 1983). Grunebaum
dianggap sebagai peletak model priodisasi ini, yang kemudian ramai diikuti oleh
para pengkaji belakangan, seperti Marshall G. S. Hodgson dan Harun Nasution.
10