Page 13 - E-Modul Mata Kuliah Fisika Bangunan 2
P. 13
Faktor langit menjadi dasar sebagai perhitungan faktor pencahayaan alami,
meskipun pada suatu ruang tidak hanya memperhitungkan faktor langit, tetapi juga
faktor refleksi. Faktor refleksi, baik refleksi luar atau refleksi dalam, menurut SNI
pencahayaan alami diabaikan untuk mempermudah perhitungan.
Faktor pencahayaan alami adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada
suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat
pencahayaan bidang datar di ruang terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang
cahaya tersebut. Dengan mengetahui nilai iluminasi di luar ruangan, dapat
dilakukan verifikasi dalam pengukuran faktor pencahayaan alami dengan
menggunakan Persamaan berikut:
Ei
DF = x100%
Eo
DF = Faktor pencahayaan alami
Ei = Iluminasi indoor (di dalam ruangan)
Eo = Iluminasi outdoor (di luar ruangan)
1.4. PEMANFAATAN CAHAYA ALAMI
Terdapat beberapa kelebihan dalam memanfaatkan pencahayaan alami di
dalam bangunan, yaitu:
a. Cahaya matahari merupakan energi terbarukan yang tidak akan habis
b. Kuat pencahayaannya besar
c. Waktu pencahayaan sesuai dengan jam kerja (untuk daerah tropis)
d. Dinamis
e. Membentuk suasana alami
f. Memiliki spektrum warna yang lengkap
Selain itu, dalam memanfaatkan pencahayaan alami dalam bangunan juga
memiliki kendala seperti:
a. Kuat pencahayaannya tidak mudah diatur, dapat sangat menyilaukan atau
sangat redup
b. Cahaya membawa serta panas ke dalam ruangan, sehingga selain
mempengaruhi kenyamanan termal, sinar ultraviolet atau inframerah dari
matahari juga dapat memudarkan warna
c. Pada bangunan berlantai banyak dan berdimensi lebar atau “gemuk”, cahaya
akan sulit untuk masuk jauh ke dalam bangunan, namun hal ini merupakan
tantangan dalam mendesain bagi arsitek.
8