Page 86 - 4. 2023_Buku Pendidikan Anti Bullying_Rini Yudiati_compressed
P. 86
3. Pertemuan Orang Tua dan Guru: Sekolah dapat mengadakan
pertemuan rutin antara orang tua dan guru untuk membahas
isu-isu terkait bullying. Pertemuan ini dapat menjadi platform
bagi orang tua untuk berbagi pengalaman, mencari solusi, dan
mendapatkan informasi tentang langkah-langkah pencegahan
bullying yang sedang diimplementasikan di sekolah.
4. Pemantauan dan Pelaporan Kasus Bullying: Kolaborasi antara
orang tua dan sekolah juga penting dalam pemantauan dan
pelaporan kasus bullying. Orang tua harus merasa nyaman
untuk melaporkan kasus bullying yang terjadi pada anak mereka
kepada sekolah. Di sisi lain, sekolah harus menanggapi laporan
tersebut dengan serius dan mengambil tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
5. Penyediaan Sumber Daya dan Materi Edukasi: Sekolah dapat
menyediakan sumber daya dan materi edukasi kepada orang tua
untuk membantu mereka memahami lebih baik tentang bullying,
tanda-tanda peringatan, dan strategi pencegahan. Dengan
demikian, orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung
anak-anaknya dan melibatkan diri dalam upaya pencegahan
bullying di lingkungan sekolah.
6. Pembentukan Komite Anti-Bullying: Sekolah dapat membentuk
komite anti-bullying yang melibatkan orang tua, guru, dan siswa.
Komite ini dapat bertanggung jawab untuk mengembangkan
kebijakan, program, dan kegiatan pencegahan bullying di
sekolah. Dengan melibatkan orang tua dalam komite ini, mereka
dapat memberikan kontribusi dan perspektif yang berharga
dalam merancang langkah-langkah pencegahan yang efektif
(Arini & Amini, 2020).
Oleh karenanya, kolaborasi dengan sekolah memainkan peran
penting dalam mencegah anak-anak dari risiko bullying. Dengan saling
mendukung, berbagi informasi, dan bekerja sama, orang tua dan
sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas
dari bullying bagi anak-anak.
Pendidikan Anti Bullying 77