Page 22 - hadiahuntukliaa
P. 22

apa,  ya.  Kita  semua  jadi  mabar  malam  ini.  Mandi

               bareng.”

               Paginya,  Lia  memandangku  dengan  tatapan  tajam

               dari  matanya  yang  kecil  itu.  Mungkin  dia
               tersinggung dengan candaanku semalam. Rupanya,

               dia  memang  tidak  mandi  karena  sedang  demam.
               Padahal, aku juga tidak mandi hari itu. Entah karena

               malas atau solidaritas ,aku lupa.


               Sebelumnya,  kami  tidak  akrab.  Meski  Lia  adalah
               adik  kelasku  waktu  SMA,  aku  baru  menyadarinya

               sekarang.     Maklum,      saat    itu   aku     jarang
               memperhatikan  perempuan  di  sekitarku.  Trauma

               masa lalu membuatku acuh. Entah karena menutup
               hati, atau mungkin karena memang belum bertemu

               yang cocok saja.

               Setelah  insiden  candaan  itu,  perlahan  kami  jadi

               lebih  sering  ngobrol.  Lia  ternyata  tipe  orang  yang

               kalau sudah nyaman, bicaranya ngalir begitu saja. Di
               hari terakhir perkemahan, dia bilang ayahnya tidak

               bisa menjemput Karena tiba-tiba sakit perut hebat
               setelah makan rendang tempe.menurutku,,mungkin

                                          18
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27