Page 25 - hadiahuntukliaa
P. 25
Dia mengangguk, lalu berkata pelan, “Hati-hati di
jalan.kalau udah sampai kabarin”
Nah inilah awal candaan garing ku yang kusebutkan
diawal tadi.saat motorku yang mogok udah nyala
aku hanya tersenyum sambil melambai ke lia tanpa
menoleh kearahnya. Sepertikataku kali ini, rasanya
berbeda.Di perjalanan pulang, aku memikirkan Lia.
Dia bukan hanya sekadar teman baru. Ada sesuatu
tentangnya yang membuatku ingin mengenalnya
lebih jauh. Tapi... aku ragu. Apa aku benar-benar
siap membuka hati lagi?
Malamnya, aku duduk di teras rumah, masih dengan
jaket yang tadi dipakai Lia. Aroma sabun cuci yang
dia pakai bercampur dengan aroma jaketku. Aku
tersenyum kecil sambil mengetik pesan:
“Lia, udah tidur?”
Pesanku terkirim. Lalu aku menunggu. Mungkin dia
sudah tidur. Atau... mungkin aku terlalu berharap.
Ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk:
21