Page 14 - IPS-BS-KLS_VII_Tema 3
P. 14
Menurut para ahli nama Kudungga bukan nama Sanskerta dan di- mungkinkan
bahwa nama tersebut adalah asli Nusantara. Sementara nama Aswawarman
disebut sebagai pembentuk keluarga (wamsakarta).
2. Kerajaan Tarumanagara: Penanda Peradaban Sejarah Nusantara di
Pulau Jawa
Pada sekitar tahun 400-500 M, di Jawa Barat terdapat kerajaan
Tarumanagara. Raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Kerajaan
Tarumanagara diidentifikasi dari berbagai penemuan dari prasasti di
Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten (Bogor) dan Tugu,
Cilincing (Jakarta). Sementara di desa Lebak, Banten Selatan ditemukan
Prasasti Munjul. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa
dan berbahasa Sanskerta yang diubah dalam bentuk syair.
Pada Prasasti Ciaruteun didapatkan dua tapak kaki. Dua tapak kaki
dalam prasasti tersebut merupakan tapak kaki raja yang menyerupai tapak
kaki Dewa Wisnu. Sedangkan pada Prasasti Kebon Kopi terdapat gambar tapak
kaki gajah raja yang dikatakan sebagai tapak kaki Airawata (gajah Dewa
Indra).
3. Kedatuan Sriwijaya: Sang Penguasa Perairan Nusantara
Sriwijaya merupakan bentuk kekuasaan dengan sistem kedatuan. Kerajaan
Sriwijaya merupakan kerajaan termegah yang ada di Indonesia pada abad
ke-7. Prasasti Kedukan Bukit pada tahun 605 tahun Saka (683 M)
menceritakan perjalanan suci yang dilakukan oleh Daputra Hyang dengan
perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara
sebanyak 20.000 orang dan berhasil menaklukan beberapa daerah.
Perjalanan ini membawa kemenangan bagi Sriwijaya dan membawa
kemakmuran. Belum dapat dipastikan di mana titik letak Kerajaan
Sriwijaya di Sumatra. Kekuasaan Sriwijaya diperkirakan terbentang di
seluruh Sumatra sampai Semenanjung Malaya dan mungkin sampai daerah
Pulau Jawa bagian barat. Sriwijaya mempunyai daerah yang luas dan
strategis di perairan Samudra Hindia dan Selat Malaka. Mereka
mempunyai armada laut sebagai kekuatan militer yang sangat kuat

