Page 15 - IPS-BS-KLS_VII_Tema 3
P. 15
.
Sriwijaya juga menjadi tempat bagi pendidikan Buddha. Pendeta I-tsing
dalam catatannya menunjukan bahwa sebelum ke India beliau singgah
di Sriwijaya selama enam bulan. Pada tahun 685 M beliau kembali ke
Sriwijaya dan tinggal selama empat tahun untuk menerjemahkan berbagai
kitab suci Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
Cerita perjalanan I-tsing menunjukkan bahwa Sriwijaya merupakan pusat
kegiatan ilmiah agama Buddha.
4. Kerajaan Mataram Kuno: Nuansa Kemewahan Peradaban Nusantara
di Pulau Jawa
Kerajaan Mataram Kuno mulai dikenal melalui prasasti yang ditemukan
di Desa Canggal (barat daya Magelang). Prasasati ini ditulis dalam huruf
Pallawa dan diterjemahkan dalam bahasa Sanskerta yang indah dengan
bertuliskan angka 732M. Isi dari Prasasti Canggal memperingati pendirian
sebuah lingga (lambang Siwa) di daerah Kunjarakunja oleh Sanjaya.
Di Kerajaan Mataram terdapat dua wangsa yaitu Sanjaya dan Syailendra
yang memperebutkan kekuasaan. Pada pertengahan abad ke-9, kedua
wangsa bersatu dengan perkawinan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani
(raja puteri dari keluarga Syailendra). Bukti dari persatuan keluarga
tersebut adalah Candi Plaosan. Pada Candi Plaosan merupakan perpaduan
dari corak agama Buddha dan Hindu yang dibangun sebagai simbol
persatuan dari persatuan dua keluarga melalui pernikahan Rakai Pikatan
dan Pramodawardhani.
Pada tahun 856 Balaputera dari Wangsa Syailendra berusaha merebut
kekuasaan dari Rakai Pikatan tetapi gagal. Beliau kemudian melarikan diri
ke Sriwijaya dan berhasil naik tahta menjadi raja Sriwijaya. Setelah berhasil
menghapus kekuasaan Syailendra di Jawa, Rakai Pikatan turun tahta dan
digantikan oleh Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi. Masa Rakai Kayuwangi
menghadapi berbagai kesulitan karena menurunnya pertanian dan lemahnya
tenaga rakyat. Rakai Kayuwangi berkuasa dari 856 M sampai 886 dan
digantikan Rakai Watuhumalang. Sebagai raja berikutnya adalah Balitung dan
Rarkyan Kanuruhan. Mataram Kuno diperkirakan berpindah ke Jawa Timur
karena pada tahun 929 prasasti yang ditemukan berada di daerah Jawa Timur.

