Page 537 - THAGA 2024
P. 537
pekerjaan Rina gimana? Gilak apa hidup di rumah singgah
yang melarang pasiennya membawa hape. Apa ini semua
karena Ester, hingga Rina harus dipindahkan? Kakak lebih
belain Ester daripada pasangan sendiri?” cerocosnya dengan
raut wajah masam.
“Sudahlah, Sayang. Ini semua demi kebaikanmu. Aku gak
mau kamu kenapa-kenapa. Apalagi ini sudah dekat HPLmu.
Kamu hanya tinggal istirahat beberapa hari di sana. Lagian aku
bakal tetap kunjungi kamu selama di sana dan dampingi kamu
saat persalinan,” jelasku dengan nada lembut dan mata yang
penuh asih.
Rina hanya diam dan tak membuka suara hingga dia aku
tinggal di rumah singgah rekananku di Surabaya. Ini yang
terbaik untuk Rina, memang terdengar tak bertanggung jawab.
Namun, kami sudah berusaha semaksimal yang kami bisa.
Setelah membereskan Rina. Hari-hariku aku isi dengan
mengistirahatkan otak dan mendampingi Ester. Efek
pembunuhan Nabila masih terus menghantuiku. Kata mati,
mati, mati terus terngiang di kepalaku. Aku tau ini adalah
ulah bisikan jin qorin yang menyerupai sosoknya untuk
membalaskan dendam. Dia gak akan pernah berhenti sebelum
balas dendamnya terpenuhi.
Hingga hari pembalasannya perlahan membentuk pola.
Aroma karma mulai terasa. Lidah takdir mulai menyentuh arah
perubahan jalan hidup. Dimulai dengan berita dari Selin dan
Davina yang dipagi buta memintaku untuk segera menuju
rumah singgah. Adzan Subuh belum berkumandang kala kami
bertiga duduk di meja kerja.
“Kak, informasinya akurat. Aku melihat dengan mata
kepalaku sendiri kalo Rina dibantu yayasan sebelah dan LSM
THAGA 529
GALGARA