Page 44 - E MODUL EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN
P. 44

EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN  E-MODUL

                              Isu  utama  kerusakan  rawa  gambut  adalah

                         terjadinya  penebangan  liar;  konversi  lahan  gambut
                         untuk    pemukiman      (transmigrasi),   pertanian

                         (misalnya Mega Rice Project di Kalimantan Tengah
                         tahun 1995) dan  industri (HTI, perkebunan); serta

                         pembuatan  parit/kanal  baik  yang  dilakukan  untuk         Indonesia adalah pemilik

                         saluran  drainase  atau  pun  yang  dibuat  oleh           kawasan lahan gambut tropis
                                                                                   terluas di dunia dengan luasan
                         masyarakat  untuk  transportasi  kayu  hasil  illegal    sekitar 21-22 juta hektar (1,6 kali
                                                                                    luas pulau Jawa), kebanyakan
                         logging. Kegiatan-kegiatan tersebut berdampak pada       tersebar di Kalimantan, Sumatera
                         terdegradasinya   kondisi    lingkungan    gambut,        dan Papua.  Papua adalah yang
                                                                                     terluas dengan lebih kurang
                         pengeringan gambut yang berlebihan (over dry), dan       sepertiga lahan gambut yang ada
                                                                                           di Indonesia.
                         penurunan  lahan  gambut  (land  subsidence);
                                                                                             Sumber :
                         sehingga menyebabkan rawa gambut menjadi rentan            https://www.mongabay.co.id/

                         terhadap kebakaran terutama di musim kemarau.
                              Pengurangan  luas  kawasan  yang  bergambut

                         tidak bisa menjadi satu-satunya tolok ukur kerusakan gambut, hal lain yang juga
                         penting adalah ketebalan (volume) gambut. Sebagai ilustrasi, hasil penelitian CCFPI

                         WI-IP  (Wijaya  et  al.,  2018)  mengenai  lahan  gambut  di  pulau  Sumatera  selama

                         kurun waktu 12 tahun (1990 – 2002) menunjukkan bahwa meskipun tidak terdapat
                         pengurangan  luas  lahan  gambut,  tapi  terjadi  pengurangan  volume  gambut  yang

                         setara dengan 3,47 milyar ton karbon.


                   3)  Rawa Herba/Rawa Berumput

                              Rawa jenis ini didominasi oleh herba akuatik dan mempunyai badan air yang
                         relatif  terbuka.  Rawa  ini  merupakan  contoh  rawa  yang  tidak  berhutan.  Sebagian

                         kalangan  menggolongkan  rawa  herba  yang  tidak  berhutan  sebagai  danau.  Di
                         Indonesia, rawa herba atau rawa berumput dapat dijumpai di dekat aliran sungai,

                         danau  maupun  di  bekas  pembukaan  hutan  rawa.  Rawa  herba  dapat  dijumpai  di

                         Kalimantan  Selatan,  Lampung,  dan  Sumatera  Selatan  (Rawa  Ogan  Komering).
                         (Hardiansyah et al., 2018)  memperkirakan rawa herba Indonesia mencapai 2 juta

                         ha dan terdiri dari 600 spesies tanaman herba. Rawa rumput antara lain bisa ditemui
                         di daerah aluvial yang tergenang di Papua, rawa ini merupakan habitat penting bagi

                         buaya  dan  pada  saat  dangkal  kawasan  tersebut  menjadi  habitat  rusa  dan  tempat
                         penggembalaan bagi ternak. Rawa herba/berumput adalah kawasan yang subur dan


                                                                                                        38
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49