Page 40 - MODUL PEMBELAJARAN PAI BERBASIS DIGITAL.pdf (1)3 g.zip
P. 40
namun karena tidak memiliki uang ia berhutang ke warung, setelah beberapa
waktu, harga beras naik menjadi 15.000 sehingga warung meminta bu rita
membayar hutangnya 15.000 bukan lagi 10.000. nilai yang berlebih akibat adanya
penundaan ini disebut riba nasi’ah.
Riba Faḍal, Tukar menukar barang yang sejenis dengan disertai kelebihan atau tambahan
pada salah satunya, missal Pak Yanto memiliki 10 kg beras dengan kualitas baik. Sedangkan
Pak Yadi memiliki 15 kg beras dengan kualitas jelek. Pak Yanto dan Pak Yadi saling
menukar beras kepunyaan mereka itu. Pak Yanto membutuhkan beras kualitas jelek untuk
makanan ternaknya, sedangkan Pak Yadi membutuhkan beras kualitas baik untuk
dikonsumsi. Nilai timbangan yang berlebih ini disebut riba fadal.
Kedua jenis riba ini sangat merugikan masyarakat yang melakukan hutang dan kegiatan
jual beli, padahal seharusnya jual beli dan hutang menghasilkan keuntungan dikedua belah
pihak, sehingga dalam fiqih muamalah melarang tindakan dan praktik riba tersebut.
B. Jual Beli, Hutang Piutang, dan Riba di Era Modern
1. Jual Beli dan Hutang Piutang Era Modern
Di era modern, jual beli, dan hutang piutang telah mengalami transformasi
dengan adanya teknologi dan inovasi finansial. Jual beli menjadi lebih mudah dan
cepat dengan e-commerce atau toko online dan pembayaran digital, sementara
hutang piutang lebih beragam dengan adanya pinjaman online dan peer-to-peer
lending. Namun, keduanya membawa dampak positif sekaligus negative, sekali
lagi fiqih muamalah mengupayakan terbentuknya keseimbangan dengan fatwa
dan hukum tertentu.
Pada era digital sekarang ini, praktik jual beli mengalami pergeseran.
Hadirnya teknologi digital menyebabkan terjadinya praktik jual beli online atau
daring.
34