Page 230 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 230

blok. Korea  Utara dan Vietnam Utara mendapatkan dukungan dari Blok Timur
              (Uni Soviet), sedangkan pihak lawannya, Korea Selatan dan Vietnam Selatan
              mendapatkan dukungan dari Blok Barat (AS). Dalam persaingan antara kedua
              blok tersebut, keduanya  memang tidak pernah berhadapan secara   langsung
              dalam perang terbuka.

                  Melihat  fenomena  seperti  itu, beberapa  pemimpin negara-negara  Asia
              Afrika yang baru merdeka, seperti Indonesia, India, Burma/Myanmar, Srilanka
              dan Pakistan, berinisiatif untuk membuat pertemuan yang akan mendiskusikan
              permasalahan-permasalahan dunia yang krusial pada saat itu. Keadaan itulah
              yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia
              Afrika.
                  Gagasan untuk mengadakan sebuah konferensi yang melibatkan negara-
              negara  Asia-Afrika  diawali  dari  pertemuan di  Kolombo yang digagas  oleh
              PM  Srilangka  Sir John Kotelawala. Pertemuan ini  dikenal  dengan Sidang
              Panca  Perdana  Menteri  yang dihadiri   oleh para  Perdana  Menteri  dari
              Burma, Srilangka, India, Indonesia dan Pakistan. Munculnya gagasan untuk
              mengadakan sidang ini   didorong oleh kekhawatiran dan keprihatinan atas
              situasi peperangan yang sedang berkecamuk di Indocina, dan perkembangan
              perlombaan senjata nuklir  antara dua blok.
                  Adanya undangan dari Srilangka tersebut disambut baik oleh Indonesia,
              yang sejak bulan Juli   1953 pemerintahan Indonesia    dipegang oleh Ali
              Sastroamidjojo. Rencana pertemuan tersebut dinilai sebagai kesempatan yang
              sangat baik untuk merealisasikan kebijakan politik luar negeri bebas aktif.
                  Kabinet  Ali  Sastroamidjojo dalam  keterangannya  di  depan Parlemen
              pada  Agustus  1953 telah menegaskan, bahwa    dalam  usaha  memperkokoh
              perdamaian dunia  perlu dirintis  dan diorganisasi  kerja  sama  antara  negara-
              negara Asia-Afrika terutama yang baru merdeka.
                  Sebelum   berangkat   PM   Ali  Sastroamidjodjo ke   Kolombo, Menlu
              Sunario dan para Dubes Indonesia di negara-negara Asia Afrika mengadakan
              pertemuan di Tugu, Bogor. Pertemuan itu membahas rumusan-rumusan yang
              akan menjadi bahan bagi PM Ali Sastroamidjojo untuk dibawa ke Kolombo,
              sebagai dasar usul Indonesia untuk meluaskan gagasan kerja sama regional di
              tingkat Asia-Afrika.

                  Sebelum berangkat ke Kolombo, PM Ali menemui Presiden Soekarno di
              Istana Merdeka pada bulan April 1955. Dalam pertemuan tersebut, Presiden
              Soekarno berpesan supaya    dalam   pertemuan Kolombo nanti, Indonesia
              harus bisa memperjuangkan tekadnya untuk mengadakan sebuah konferensi
              yang melibatkan banyak negara   Asia-Afrika. “Ingat  Ali, ini  adalah cita-cita




              222  Kelas XII SMA/MA
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235