Page 227 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 227

lebih memprioritaskan kunjungannya mendatangi wilayah-wilayah konlik di
                 tanah air seperti, Aceh, Maluku, Irian Jaya, Kalimantan Selatan atau Timor
                 Barat.
                     Pada  era  pemerintahan Megawati, disintegrasi  nasional  masih menjadi
                 ancaman bagi    keutuhan teritorial. Selain itu, pada  masa  pemerintahan
                 Megawati juga terjadi serangkaian ledakan bom di tanah air. Sehingga dapat
                 dipahami, jika  isu terorisme  menjadi  perhatian serius  bagi  pemerintahan
                 Megawati.

                     Pada Pemilihan Umum  tahun 2004 yang merupakan pemilihan presiden
                 secara langsung oleh masyarakat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih
                 menjadi  presiden mengalahkan Megawati. Ia      dilantik menjadi  presiden
                 Republik Indonesia ke-6 pada 20 Oktober 2004.

                     Selama  era  kepemimpinnya, SBY     berhasil  mengubah citra  Indonesia
                 dan menarik banyak investasi   asing dengan menjalin berbagai  kerja  sama
                 dengan banyak negara   pada  masa  pemerintahannya. Perubahan-perubahan
                 global  pun dijadikannya  sebagai  peluang. Politik luar negeri  Indonesia  di
                 masa  pemerintahan SBY    diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi    lautan
                 bergelombang’, bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat
                 dengan berbagai  inisiatif Indonesia  untuk menjembatani  pihak-pihak yang
                 sedang bermasalah. Indonesia   berhubungan baik dengan negara    manapun
                 sejauh memberikan manfaat bagi Indonesia.



                 Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu:

                     1.  Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara
                         lain (Jepang, China, India, dll).
                     2.   Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-
                         perubahan domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar
                         negeri (internasional).
                     3.   Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba
                         menjalin hubungan dengan siapa     saja  (baik negara, organisasi
                         internasional, ataupun perusahaan multinasional) yang bersedia
                         membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
                     4.   Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia
                         internasional. Prinsip-prinsip dalam  konsep TRUST  adalah unity,
                         harmony, security, leadership, prosperity. Prinsip-prinsip dalam
                         konsep TRUST    inilah yang menjadi   sasaran politik  luar negeri
                         Indonesia di tahun 2008 dan selanjutnya.




                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            219
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232