Page 224 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 224

bebas dari ikatan apapun juga, baik itu dalam secara militer, politik ataupun
                  secara ideologis  bahwa Indonesia benar-benar  terbebas  dari  berbagai
                  masalah atau peristiwa dengan tidak adanya pengaruh dari pihak manapun,
                  baik secara militer, politis, ataupun secara ideologis.” (Kumpulan Pidato
                  Presiden Soeharto, http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/speech)
                  Seperti  yang telah disebutkan sebelumnya, dalam   bidang politik luar
              negeri, kebijakan politik luar negeri Indonesia lebih menaruh perhatian khusus
              terhadap soal regionalisme. Para pemimpin Indonesia menyadari pentingnya
              stabilitas regional akan dapat menjamin keberhasilan rencana pembangunan
              Indonesia. Kebijakan luar negeri Indonesia juga mempertahankan persahabatan
              dengan pihak Barat, memperkenalkan pintu terbuka      bagi  investor asing,
              serta  bantuan  pinjaman. Presiden Soeharto juga  selalu menempatkan posisi
              Indonesia sebagai pemeran utama dalam pelaksanaan kebijakan luar negerinya
              tersebut, seperti halnya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

                  Beberapa  sikap Indonesia  dalam  melaksanakan politik luar negerinya
              antara  lain;  menghentikan konfrontasi  dengan Malaysia. Upaya  mengakhiri
              konfrontasi terhadap Malaysia dilakukan agar Indonesia mendapatkan kembali
              kepercayaan dari Barat dan membangun kembali ekonomi Indonesia melalui
              investasi  dan bantuan dari  pihak asing. Tindakan ini  juga  dilakukan untuk
              menunjukkan pada    dunia  bahwa  Indonesia  meninggalkan kebijakan luar
              negerinya yang agresif. Konfrontasi berakhir setelah Adam Malik yang pada
              saat  itu menjabat  sebagai  Menteri  Luar Negeri  menandatangani  Perjanjian
              Bangkok pada    tanggal  11 Agustus  1966 yang isinya  mengakui   Malaysia
              sebagai suatu negara.
                  Selanjutnya Indonesia juga terlibat aktif membentuk organisasi ASEAN
              bersama   dengan Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Indonesia
              memainkan peranan utama dalam pembentukan organisasi ASEAN. ASEAN
              merupakan wadah bagi    politik luar negeri  Indonesia. Kerja  sama  ASEAN
              dipandang sebagai bagian terpenting dari kebijakan luar negeri Indonesia. Ada
              kesamaan kepentingan nasional antara negara-negara anggota ASEAN, yaitu
              pembangunan ekonomi     dan sikap nonkomunis. Dengan demikian, stabilitas
              negara-negara anggota ASEAN bagi kepentingan nasional Indonesia sendiri
              sangatlah penting. ASEAN dijadikan barometer utama pelaksanaan kerangka
              politik luar negeri Indonesia. Berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia coba
              difasilitasi  dan dicarikan solusinya  dalam  forum  regional  ini. Pemerintahan
              Soeharto mencoba membangun Indonesia sebagai salah satu negara Industri
              baru di kawasan Asia Tenggara, sehingga pernah disejajarkan dengan Korea
              Selatan, Taiwan, dan Thailand sebagai macan-macan Asia baru. Di samping
              itu, politik luar negeri Indonesia dalam forum ASEAN, juga untuk membentuk
              citra positif Indonesia sebagai salah satu negara yang paling demokratis dan
              sangat layak bagi investasi industri.




              216  Kelas XII SMA/MA
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229