Page 219 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 219

dalam pertarungan politik Internasional, melainkan kita harus menjadi
                     subyek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan
                     tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya.” ( Sumber: Sejarah
                     Diplomasi RI dari Masa ke Masa, Deplu, 2004)

                     Dari pernyataan Mohammad Hatta tersebut jelas terlihat bahwa Indonesia
                 berkeinginan untuk tidak memihak salah satu blok yang ada    pada  saat  itu.
                 Bahkan bercita-cita  untuk menciptakan perdamaian dunia   yang abadi  atau
                 minimal meredakan Perang Dingin yang ada dengan cara bersahabat dengan
                 semua  negara  baik di  Blok Barat  maupun di  Blok Timur, karena   hanya
                 dengan cara  demikian cita-cita  perjuangan kemerdekaan bangsa  dan negara
                 Indonesia  dapat  dicapai. Tetapi  walaupun Indonesia  memilih untuk tidak
                 memihak kepada    salah satu blok yang ada, hal  itu tidak berarti  Indonesia
                 berniat  untuk menciptakan  blok baru. Karena  itu menurut  Hatta, Indonesia
                 juga  tidak bersedia  mengadakan atau ikut  campur dengan suatu blok ketiga
                 yang dimaksud untuk mengimbangi kedua blok raksasa itu.
                     Sikap yang demikian inilah yang kemudian menjadi         dasar politik
                 luar negeri  Indonesia  yang biasa  disebut  dengan istilah Bebas  Aktif, yang
                 artinya  dalam  menjalankan politik luar negerinya  Indonesia  tidak hanya
                 tidak memihak tetapi  juga  “aktif“  dalam  usaha  memelihara  perdamaian dan
                 meredakan pertentangan yang ada    di  antara  dua  blok tersebut  dengan cara
                 “bebas“  mengadakan persahabatan dengan semua     negara  atas  dasar saling
                 menghargai.

                     Sejak Mohammad  Hatta menyampaikan pidatonya berjudul ”Mendayung
                 Antara Dua Karang”  di depan Sidang BP KNIP pada bulan September 1948,
                 Indonesia  menganut  politik luar  negeri  bebas-aktif yang dipahami  sebagai
                 sikap dasar Indonesia  yang menolak masuk dalam    salah satu Blok negara-
                 negara  superpower, menentang pembangunan pangkalan militer asing di
                 dalam  negeri, serta  menolak terlibat  dalam  pakta  pertahanan negara-negara
                 besar. Namun, Indonesia   tetap berusaha  aktif terlibat  dalam  setiap upaya
                 meredakan ketegangan di dunia internasional (Pembukaan UUD 1945).


                       Diskusikanlah   dalam    kelompok    isi  atau  kandungan
                       dari Pembukaan UUD 1945, jelaskan kaitannya dengan
                       pelaksanaan politik luar negeri “Bebas Aktif”.



                     Politik luar negeri  RI yang bebas  dan aktif itu dapat  diartikan sebagai
                 kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang diambil       atau sengaja  tidak
                 diambil  oleh Pemerintah dalam  hubungannya   dengan negara-negara   asing
                 atau organisasi-organisasi  internasional  dan regional  yang diarahkan untuk



                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            211
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224