Page 215 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 215

Pada masa Orde Baru, landasan operasional politik luar negeri Indonesia
                 kemudian semakin dipertegas dengan beberapa peraturan formal, di antaranya
                 adalah Ketetapan MPRS    No. XII/  MPRS/1966 tanggal   5 Juli  1966 tentang
                 penegasan kembali landasan kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia. TAP
                 MPRS ini menyatakan bahwa sifat politik luar negeri Indonesia adalah:

                 1) Bebas   aktif, anti-imperialisme  dan kolonialisme  dalam  segala  bentuk
                     manifestasinya  dan ikut  serta  melaksanakan ketertiban dunia   yang
                     berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

                 2)  Mengabdi    kepada   kepentingan nasional   dan amanat     penderitaan
                     rakyat.
                 Selanjutnya landasan operasional kebijakan politik luar negeri RI dipertegas
                 lagi  dalam  Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis-Garis       Besar
                 Haluan Negara tanggal 22  Maret 1973, yang berisi:
                 1) Terus   melaksanakan politik luar negeri    yang bebas    aktif dengan
                     mengabdikannya kepada kepentingan nasional, khususnya pembangunan
                     ekonomi;
                 2) Mengambil     langkah-langkah untuk memantapkan stabilitas      wilayah
                     Asia  Tenggara  da  Pasii  Barat  Daya  sehingga  memungkinka  negara-
                     negara  di  wilayah ini  mampu mengurus  masa  depannya  sendiri  melalui
                     pembangunan ketahanan nasional     masing-masing, serta   memperkuat
                     wadah dan kerja sama antara negara anggota perhimpunan bangsa-bangsa
                     Asia Tenggara;
                 3)  Mengembangkan kerja sama untuk maksud-maksud damai dengan semua
                     negara dan badan-badan internasional dan lebih meningkatkan peranannya
                     dalam   membantu     bangsa-bangsa   yang   sedang   memperjuangkan
                     kemerdekaannya    tanpa  mengorbankan kepentingan dan kedaulatan
                     nasional.

                     Ketetapan-ketetapan MPR era   Orde  Baru dijabarkan  dalam  pola  umum
                 pembangunan jangka panjang dan pola umum Pelita dua hingga enam, pada
                 intinya  menyebutkan bahwa   dalam  bidang politik luar negeri  yang bebas
                 dan aktif diusahakan agar Indonesia  dapat  terus  meningkatkan peranannya
                 dalam memberikan sumbangannya untuk turut serta menciptakan perdamaian
                 dunia yang abadi, adil dan sejahtera. Namun demikan, menarik untuk dicatat
                 bahwa  TAP  MPR RI No. IV/MPR/1973 berbeda       dengan TAP   MPRS   tahun
                 1966. Perbedaan ini seiring dengan pergantian pemerintahan  dari Soekarno
                 ke Soeharto, sehingga konsep perjuangan Indonesia yang selalu didengung-
                 dengungkan oleh Soekarno sebagai   anti-kolonialisme  dan anti-imperialisme
                 tidak lagi memunculkan dalam TAP MPR tahun 1973 di atas. Selain itu, sosok



                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            207
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220