Page 222 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 222

bahwa pertumbuhan ekonomi pada fase awal berdirinya suatu negara adalah
              hal yang tidak terlalu penting. Ia beranggapan bahwa pemusnahan pengaruh-
              pengaruh asing baik itu dalam segi politik, ekonomi maupun budaya adalah
              hal-hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
              domestik. Soekarno dengan gencar melancarkan politik luar negeri      aktif
              namun tidak diimbangi dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang pada
              kenyatannya  morat-marit  akibat  inlasi  yang  terjadi  secara  terus-menerus,

              penghasilan negara  merosot  sedangkan pengeluaran untuk proyek-proyek
              Politik Mercusuar seperti  GANEFO   (Games  of  The  New Emerging Forces)
              dan CONEFO ( Conference of The New Emerging Forces) terus membengkak.
              Hal inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu penyebab  krisis politik dan
              ekonomi Indonesia pada masa akhir pemerintahan Demokrasi Terpimpin.
                  Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru berkaitan
              dengan sikap konfrontasi penuhnya terhadap imperialisme dan kolonialisme.
              Doktrin itu mengatakan bahwa       dunia  terbagi  dalam  dua  blok, yaitu
              “Oldefos”  (Old Established Forces)  dan “Nefos”  (New Emerging Forces).
              Soekarno menyatakan bahwa ketegangan-ketegangan di dunia pada dasarnya
              akibat  dari  pertentangan antara  kekuatan-kekuatan  lama  (Oldefos) dan
              kekuatan-kekuatan yang baru bangkit   atau negara-negara  progresif (Nefos).
              Imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme  merupakan paham-paham
              yang dibawa   dan dijalankan oleh negara-negara    kapitalis  Barat. Dalam
              upayanya  mengembangkan    Nefos, Presiden Soekarno melaksanakan Politik
              Mercusuar bahwa   Indonesia  merupakan mercusuar yang mampu menerangi
              jalan bagi  Nefos  di  seluruh dunia. Salah satu tindakan usaha  penguatan
              eksistensi  Indonesia  dan Nefos  juga  dapat  dilihat  dari  pembentukan poros
              Jakarta  – Peking yang membuat    Indonesia  semakin dekat  dengan negara-
              negara sosialis dan komunis seperti China.
                  Faktor dibentuknya  poros  ini  antara  lain, pertama, karena  konfrontasi
              dengan Malaysia menyebabkan Indonesia membutuhkan bantuan militer dan
              logistik, mengingat Malaysia mendapat dukungan penuh dari Inggris, Indonesia
              pun harus mencari kawan negara besar yang mau mendukungnya dan bukan
              sekutu Inggris, salah satunya adalah China. Kedua, Indonesia perlu mencari
              negara yang mau membantunya dalam masalah dana dengan persyaratan yang
              mudah, yakni negara China dan Uni Soviet. Namun sayangnya, seperti yang
              telah dijelaskan sebelumnya, kebijakan-kebijakan luar negeri yang diinisiasi
              Soekarno untuk Indonesia rupanya kurang memperhatikan sektor domestik.

                  Ketidaksukaan Presiden Soekarno terhadap imperialisme    karena  dalam
              kenyataannya, sebagian dari  bangsa  dan negara  Indonesia  masih dikuasai
              Belanda, yakni  Irian Barat  (sekarang Papua). Setelah jalan diplomasi  selalu




              214  Kelas XII SMA/MA
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227