Page 226 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 226

krisis ekonomi di akhir era Orde Baru dan kerusuhan pasca  jajak  pendapat
              di  Timor-Timur.  Lewat  usaha  kerasnya, Presiden Habibie berhasil menarik
              simpati  dari  Dana  Moneter Internasional/International    Monetary    Funds
              (IMF)  dan  Bank  Dunia  untuk  mencairkan program bantuan untuk mengatasi
              krisis ekonomi. Presiden Habibie juga menunjukkan cara berdemokrasi yang
              baik dengan memilih tidak mau dicalonkan lagi     menjadi  presiden setelah
              pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR-RI.

                  Pada  masa  pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, hubungan RI
              dengan negara-negara  Barat  mengalami  sedikit  masalah  setelah  lepasnya
              Timor- Timur dari NKRI.  Presiden Wahid memiliki cita-cita mengembalikan
              citra  Indonesia  di  mata  internasional. Untuk itu beliau banyak melakukan
              kunjungan kenegaraan ke   luar negeri. Dalam  setiap kunjungan luar negeri
              yang ekstensif, selama  masa  pemerintahan  yang  singkat  Presiden  Wahid
              secara  konstan mengangkat    isu-isu domestik dalam  setiap pertemuannya
              dengan setiap  kepala  negara  yang dikunjunginya. Termasuk dalam  hal  ini,
              selain isu Timor-Timur, adalah soal integritas tertorial Indonesia seperti kasus
              Aceh, Papua  dan isu perbaikan ekonomi.
                  Diplomasi   di  era  pemerintahan Abdurahman Wahid dalam       konteks
              kepentingan nasional    selain mencari    dukungan pemulihan ekonomi,
              rangkaian kunjungan ke    mancanegara   diarahkan pula  pada  upaya-upaya
              menari  dukunga  mengatasi  konli  domesti  mempertahanka  integritas

              teritorial  Indonesia, dan hal  yang tak kalah penting adalah demokratisasi
              melalui  proses  peran militer agar kembali  ke  peran profesional. Ancaman
              terhadap disintegrasi  nasional  di  era  Presiden Wahid menjadi  kepentingan
              nasional yang sangat mendesak dan menjadi prioritas. Akan tetapi kebijakan
              politiknya  itu ternyata  dinilai  oleh beberapa  kekuatan politik dalam  negeri
              sebagai  kelemahan, terutama  dalam  menghadapi   masalah disintegrasi  dan
              konlik-konli  horizontal  ya  terjadi  di  beberapa  daera  Indonesia  Faktor-
              faktor semacam   inilah yang menjadi  salah satu penyebab pada  awal  tahun
              2001, munculnya   desakan dari  DPR/MPR-RI agar Presiden Abdurrakhman
              Wahid meletakkan jabatan selaku Presiden RI.
                  Setelah Presiden Abdurahman Wahid turun dari     jabatannya, Megawati
              dilantik menjadi  Presiden perempuan pertama    di  Indonesia  pada  tanggal
              23 Juli  2001. Pada  awal  pemerintahannya, suasana  politik dan keamanan
              dalam  negeri  menjadi  agak lebih kondusif. Situasi   ekonomi   Indonesia
              mulai membaik  ditandai dengan nilai tukar rupiah yang stabil.  Belajar dari
              pemerintahan sebelumnya, Presiden Megawati       lebih memerhatikan dan
              memertimbangkan peran DPR dalam       penentuan kebijakan luar negeri  dan
              diplomasi  seperti  diamanatkan dalam  UUD  1945. Presiden Megawati   juga




              218  Kelas XII SMA/MA
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231