Page 246 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 246
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN
USAHATANI KENTANG
Novil Dedy Andriatmoko
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
Malang
Korespondensi Penulis: Novil Dedy Andriatmoko, dedypo@gmail.com
Abstrak
Dewasa ini para petani dalam menerapkan proses pertaniannya hanya memperhatikan hasil produksi
yang ingin dicapai, tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Penggunaan lahan diatas daya
dukungnya tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan akan
mengakibatkan degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk
hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap
bencana erosi dan atau tanah longsor. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal
tersebut tanpa mengabaikan sektor ekonomi adalah dengan penerapan usahatani konservasi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penerapan teknologi konservasi terhadap
pendapatan usahatani kentang petani di daerah penelitian. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
tingkat penerapan teknologi konservasi di daerah penelitian tergolong tinggi, hal ini dibuktikan dengan
lebih dari 50% petani responden menerapkan usahatani konservasi. Dari penerapan usahatani
konservasi tersebut dapat diketahui dampaknya terhadap pendapatan petani kentang responden. Untuk
penerapan usahatani konservasi berpengaruh terhadap pendapatan petani responden di daerah
penelitian. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang didapatkan yakni, petani dengan penerapan usahatani
konservasi rendah Rp. 100.614.354 sedangkan petani dengan penerapan usahatani konservasi tinggi
pendapatan rata-ratanya sebesar Rp. 127.939.012. Dengan demikian selisih pendapatan petani dengan
penerapan teknologi konservasi tinggi dan penerapan teknologi konservasi rendah adalah sebesar
Rp.27.324.658.
Kata kunci : Usahatani, Konservasi, Kentang, Pendapatan.
1. Pendahuluan
Pangan merupakan komoditas yang penting dan strategis, karena merupakan
kebutuhan pokok manusia yang hakiki dan setiap saat harus dapat dipenuhi. Kebutuhan
pangan perlu diupayakan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman
dikonsumsi, dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Terpenuhinya kebutuhan pangan secara kualitas dan kuantitas merupakan hal
yang penting bagi bangsa ini sebagai usaha memakmurkan warganya.
Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi umbinya
yang di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang banyak mengandung zat
karbohidrat yang sangat bermanfaat bagi tubuh, manfaat tersebut antara lain adalah dapat
membantu menstabilkan tekanan darah dan gula darah, serta menurunkan berat badan.
Karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1
persen. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan
pangan yang dapat mensubstitusi bahan pangan karbohidrat lain yang berasal dari beras
(Dalam 100 gram beras putih mentah terkandung sekitar 80 gram karbohidrat), gandum, dan
jagung (73,7 gram dalam 100 gram jagung). Walaupun kentang diketahui memiliki
kandungan karbohidrat lebih rendah dari ketiga sumber karbohidrat tersebut di atas (Hartoyo,
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 235