Page 248 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 248

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               dengan ayam. Begitu pula dengan restoran juga banyak menggunakan kentang sebagai menu
               utamanya. Untuk dapat  meningkatkan produksi  dan pendapatan petani  yang optimal, maka
               dibutuhkan pemahaman secara menyeluruh tidak hanya terbatas pada teknis budidaya saja,
               seperti  cara  bercocok  tanam,  penggunaan  bibit  unggul,  penggunaan  bibit  bebas  penyakit,
               pemupukan  berimbang,  pengairan  yang  baik,  dan  pengendalian  hama  dan  penyakit.  Tetapi
               pemahaman  meliputi  pula  masalah  pengenalan  tanaman,  kegunaannya,  nilai  gizinya,  dan
               potensi pasarnya.


               2.  Tinjauan Pustaka

                      Abdullah,  Soelaeman,  dan  Abdurachman  (2003)  melakukan  penelitian  tentang
               keragaan dan dampak penerapan sistem usahatani konservasi terhadap tingkat produktivitas
               lahan  perbukitan  Yogyakarta.  Menjelaskan  bahwa  lemahnya  penerapan  konservasi  teknik
               konservasi tanah menyebabkan terjadinya erosi dan degradasi lahan serta munculnya lahan
               kritis yang mencapai 158.600 ha.hampir 90% (142.740 ha) lahan kering yang berlereng telah
               dibuat teras bangku, namun kondisi dan struktur teras belum sempurna sehingga erosi tanah
               dan aliran permukaan menjadi tidak terkendali.
                      Upaya penanganan dan perbaikan kawasan perbukitan kritis telah dilakukan dengan
               menerapkan  teknologi  sistem  usahatani  konservasi  (SUK)  sesuai  zona  agroekosistem
               setempat. Komponen teknologi SUK meliputi pengendalian erosi tanah, penataan aliran air
               permukaan, introduksi ternak dan hijauan pakan, dan penggunaan tanaman tahunan penguat
               teras.  Selama  tahun  1993-1997,  penerapan  teknologi  ini  berhasil  mengendalikan  laju  erosi
               tanah.  Indeks  erosi  tanah  secara  nyata  dapat  diperkecil  45-64%  (12,24-56,60  t/ha/tahun),
               meskipun masih lebih tinggi dari nilai yang diperbolehkan (6-8 t/ha/tahun). Pendapatan petani
               juga meningkat 28-190%. Aliran air permukaan pada musim hujan  yang ditampung kolam
               penampung air (embung) dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pada musim kemarau.
               Populasi ternak ruminansia juga berkembang. Teknologi SUK ini telah diadopsi dengan baik,
               sehingga  dapat  menekan  erosi  dan  meningkatkan  kesuburan  tanah.  Limbah  ternak  berupa
               pupuk  kandang  telah  dimanfaatkan  untuk  meningkatkan  kesuburan  tanah.  Dalam  jangka
               panjang,  introduksi  SUK  diharapkan  dapat  menstabilkan  dan  meningkatkan  produktivitas
               lahan kering berlereng.
                      Upaya konservasi lahan ditunjukkan untuk (a) mencegah erosi, (b) memperbaiki tanah
               yang  rusak,  (c)  memelihara  serta  meningkatkan  produktivitas  tanah  agar  dapat  diguanakan
               secara berkelanjutan. Pengusahaan sumberdaya lahan potensial  yang kurang mengindahkan
               aspek  lingkungan  dan  lebih  mengutamakan  hasil/keuntungan  finansial  sesaat  yang  disertai
               dengan  kurangnya  pengetahuan  petani  dalam  menerapkan  teknik  konservasi  yang  baik
               memberi  peluang  yang  besar  berubahnya  lahan  potensial  menjadi  lahan-lahan  kritis  baru.
               Akibat  kurangnya  upaya  rehabilitasi  pada  lahan  kritis  dan  upaya  konservasi  pada  lahan
               potensial kritis, jumlah lahan kritis tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari
               waktu ke waktu.
                      Dengan fenomena tersebut, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, dibutuhkan
               suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan menerapkan teknik konservasi
               yang  tepat  sehingga  pemanfaatan  sumberdaya  lahan  yang  lestari  dan  berkelanjutan  dapat
               tercapai  dalam  rangka  menfungsikan  lahan  untuk  memenuhi  kebutuhan  sekarang    maupun
               generasi  mendatang.  Artinya  bahwa  dalam  pemanfaatan  lahan    untuk  pengembangan
               pertanian diperlukan perencanaan dan penanganan yang tepat dan  bertanggung jawab, agar
               lahan tersebut tidak terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan ekonomi. Abdurachman
               (2002) mengemukakan bahwa salah satu bagian penting dari budidaya pertanian yang sering
               terabaikan oleh para praktisi pertanian di Indonesia adalah konservasi lahan yang mencakup




                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     237
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253