Page 252 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 252

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

                   ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA BERAS DI
                                                TINGKAT PENGECER

                                                    Wiwit Widyawati

                             Program Studi Agribisinis, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian,
                                               Universitas Brawijaya Malang

                              Korespondensi Penulis: Wiwit Widyawati, widyiewiwit@yahoo.com


                                                         Abstrak

               Studi tentang  transmisi  harga  beras  dilakukan  untuk  menganalisis  proses  transmisi  informasi  harga
               dari berbagai lembaga pemasaran. Informasi perubahan harga antar lembaga apakah sudah simetri atau
               asimetri. Data harga gabah di tingkat petani, harga dasar pembelian pemerintah, harga beras di tingkat
               pengecer  dan  harga  beras  di  tingkat  pedagang  besar  atau  grosir  di  Indonesia  diestimasi  dengan
               menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan model persamaan regresi
               berganda. Data diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama 15 tahun dari tahun 1995-2010. Hasil
               analisis menunjukkan bahwa harga beras di tingkat pengecer dipengaruhi harga gabah tingkat petani,
               harga  dasar  pembelian  pemerintah  dan  harga  beras  tingkat  grosir  atau  pedagang  besar.  Simetri
               informasi  diindikasikan  terjadi  di  pasar  beras  di  Indonesia  dengan  melihat  adanya  pengaruh  harga
               gabah tingkat petani, harga dasar pembelian pemerintah dan harga beras tingkat grosir atau pedagang
               besar berpengaruh terhadap harga beras di tingkat pengecer.

               Kata Kunci: Transmisi harga, Beras, Harga gabah, Simetri informasi


               1.  Pendahuluan

                      Sejalan  dengan  perkembangan  teknologi  informasi,  sistem  informasi  pasar  sangat
               mudah untuk diakses oleh siapapun. Kemudahan dalam mengakses informasi pasar membuat
               kondisi arus informasi yang simetris antar pelaku pasar, sehingga fluktuasi harga produk akhir
               akan  bergerak  sejalan  dengan  harga  input,  demikian  pula  dengan  sebaliknya.  Analisis
               transmisi harga penting karena menyangkut analisis tentang dampak suatu keijakan pertanian
               terhadap  kesejahteraan  masyrakat  (Revoredo  et  al,  2004).  Pada  kasus  ekonomi  beras
               misalnya, kebijakan pengahapusan subsidi pupuk oleh pemerintah akan meningkatkan biaya
               produksi  gabah  yang  berdampak  pada  peningkatan  harga  gabah.  Di  sisi  lain  kebijakan
               introduksi  varietas  unggul  baru  padi  diharapkan  akan  meningkatkan  produksi  gabah  per
               satuan  luas  lahan  yang  pada  gilirannya  akan  menurunkan  harga  gabah.  Menjadi  menarik
               apakah perubahan harga gabah, sebagai input dari produk beras, ditransmisikan kepada harga
               beras.
                      Pengamatan  di  banyak  industri,  kenaikan  harga  input  hampir  selalu  dibarengi  oleh
               kenaikan  harga  output,  sementara  penurunan  harga  input  hanya  diikuti  dengan  penundaan
               penurunan  sebagian  harga  output  Revoredo  et  al.  (2004).  Dalam  teori  ekonomi  hal  ini
               disebabkan  oleh  pelaku  industri  yang  sangat  kuat  di  pasar  (market  power)  dan  perilaku
               memaksimalkan keuntungan melalui manajemen penyimpanan (inventory management).
                      Penelitian  menjukkan  bahwa  di  sektor  pertanain,  informasi  pasar  ternyata  tidak
               selancar seperti yang diperkirakan. Hasil penelitian Brooker et al (1987)  dalam Hermawan et
               al (2008) tentang transmisi perubahan harga antara petani produsen/pengimpor dengan grosir
               dan  antara  grosir  dengan  pengecer  pada  beberapa  jenis  sayuran  segar  di  Amerika
               menunjukkan  hal  tersebut.  Respon  pengecer  terhadap  kenaikan  harga  di  tingkat  grosir,



                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     241
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257