Page 9 - EBOOK_Teknik Budidaya Tanaman dan Produksi Ternak
P. 9

Pembersihan dan persiapan lahan

                   Pertama-tama, rerumputan liar dan semak belukar dipangkas dan biarkan mengering di atas lahan selama
                    beberapa hari.
                   Setelah  kering,  rerumputan  dan  semak  tersebut  dibenamkan  ke  dalam  tanah  agar  berfungsi  sebagai
                    pupuk/kompos.
                   Olah tanah dengan cangkul atau sekop.
                   Tinggalkan  gumpalan-gumpalan  tanah  untuk  terkena  sinar  matahari  selama  15-21  hari  sehingga  lebih
                    mudah  dihancurkan.    Kemudian  hancurkan  gumpalan-gumpalan  tanah  yang  masih  ada  dengan
                    menggunakan sekop.
                   Jika  lokasi  kebun  berada  di  tempat  rendah  dengan  drainase  buruk  seperti  di  Lembah  Baliem,  buat
                    bedengan-bedengan dengan lebar masing-masing 2-3 meter dan panjang sesuai kondisi lahan dan wilayah.
                    Di Pegunungan Arfak, bedengan dan saluran drainase umumnya tidak diperlukan.
                   Di Lembah Baliem, saluran drainase digali diantara bedengan. Pada lahan lebih kering, saluran drainase
                    hanya digali di sekeliling kebun. Keuntungan membuat salauran drainase dalam mencakup melindungi
                    kebun dari gangguan babi dan hewan lainnya, menyediakan humus untuk kebun (berasal dari ganggang
                    penghasil nitrogen, yang dapat disiramkan pada guludan tanam), memungkinkan air mengalir ke dalam
                    kebun.

               Pengguludan tanah atau pembuatan kuming

                  Di Lembah Baliem, pengolahan tanah, pembuatan kuming dan saluran drainase telah dilakukan sejak lama.
                  Di Pegunungan Arfak, secara umum penanaman ubijalar dilakukan secara langsung tanpa pengolahan tanah
                   dan pembuatan kuming, namun dianjurkan untuk mengolah tanah dan membuat kuming untuk penanaman
                   ubijalar.  Kuming terbuat terutama dari lapisan atas tanah yang kaya unsur hara, membantu aerasi untuk
                   suplai oksigen terhadap respirasi umbi, mencegah penumpukan air, dan tanahnya yang menjadi gembur
                   penting untuk pembentukan umbi, serta mempermudah panen.  Percobaan budidaya ubijalar pada periode
                   kedua proyek menunjukkan, bahwa pengolahan tanah dan pembuatan kuming meningkatkan hasil umbi
                   rata-rata sebesar 17% selama dua musim tanam, dibandingkan dengan cara tradisional, metode tanam
                   langsung.  Peningkatan  hasil  umbi  oleh  kombinasi  penggunaan  kuming  dan  stek  pendek  (30cm)  –  lihat
                   bagian Bahan tanam di bawah – bahkan mencapai 70%.
                  Kuming dibuat di atas bedengan setinggi 40 cm, dengan jarak antar kuming 1 m.  Dengan demikian, pada
                   bedeng berukuran 3 x 3 m , terdapat 9 kuming.
                                        2

               Pemupukan atau pemberian kompos

                  Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dilarang di Lembah Baliem karena resiko pencemaran lingkungan.
                   Namun, diperbolehkan di Pegunungan Arfak, di mana sedikit pupuk Urea, TSP, dan KCl dapat ditambahkan
                   pada kuming untuk meningkatkan kesuburan tanah.  Sebagai tambahan, percobaan ACIAR menunjukkan,
                   bahwa lahan-lahan kebun di Arfak memiliki kandungan unsur hara boron rendah.  Jika pucuk tanaman mati,
                   daun muda menjadi kuning, dan tanaman menjadi kerdil, kemungkinan telah terjadi kekurangan boron.  Hal
                   ini dapat ditanggulangi dengan menambahkan sedikit bórak atau asam borik pada kuming.
                  Sebagai alternatif, di Pegunungan Arfak berkenaan dengan pupuk organik, bahan tanaman baik yang kering,
                   segar,  maupun sudah menjadi kompos dapat ditambahkan pada kuming.   Secara teoritis, hal ini dapat
                   meningkatkan  hasil  umbi  dengan  menyediakan  lebih  banyak  mineral  untuk  pertumbuhan  tanaman,
                   terutama di kebun lama yang telah mengalami kekurangan unsur hara, namun hal ini tidak selalu terjadi.
                   Berbagai  percobaan  terdahulu  di  berbagai  negara  atau  wilayah  beriklim  tropis  menunjukkan,  bahwa
                   penggunaan  metode  ini  meningkatkan  hasil  umbi.    Percobaan  ACIAR,  yang  menambahkan  rerumputan
                   segar pada kuming, yaitu 1 kg Sundaleka dan 1 kg Nawusarikeka di Lembah Baliem, serta 2 kg Mengkoi di
                   Pegunungan  Arfak  memberikan  hasil  rata-rata  umbi  13%  lebih  banyak,  dibandingkan  kuming  tanpa
                   tambahan apapun, selama dua musim percobaan di Pegunungan Arfak, namun tidak meningkatkan hasil
                   umbi di Lembah Baliem.  Tambahan tenaga kerja untuk menerapkan metode ini perlu dipertimbangkan.





                                                                                                        3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14