Page 18 - E-MODUL SISWA_Neat
P. 18
Dalam teorinya Brønsted-Lowry menjelaskan bahwa asam merupakan donor proton
sedangkan basa merupakan akseptor proton. Hal ini dapat dideskripsikan melalui
persamaan berikut:
+
-
NH 3(aq) + H 2O (l) ⇌ NH 4 (aq) + OH (aq)
basa asam asam konjugasi basa konjugasi
Persamaan reaksi tersebut dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 4. Persamaan Reaksi Asam Basa Bronsted-Lowry (Chang, 2011)
Berdasarkan persamaan reaksi di atas H 2O akan bertindak sebagai asam karena
+
memberikan satu proton yakni H . Proton yang diberikan oleh H 2O kemudian digunakan
oleh NH 3 yang berperan sebagai basa atau spesi yang menerima proton. Persaman reaksi
-
-
+
+
tersebut menghasilkan ion NH 4 dan OH . Spesi NH 3/NH 4 dan H 2O/OH merupakan
+
pasangan konjugasi. Saat molekul NH 3 berperan sebagai basa, ion NH 4 berperan sebagai
-
asam konjugasi dari NH 3. Sementara itu, saat H 2O berperan sebagai asam, ion OH
merupakan basa konjugasi dari H 2O. Beberapa molekul dari ion dapat berfungsi baik
sebagai asam maupun basa tergantung dari kondisi reaksi sehingga disebut amfoter.
Teori asam basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry memiliki kelemahan,
+
yakni tidak dapat menjealskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H )
3. Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1993, ahli kimia G.N, Lewis mengajukan
konsep baru mengenai asam-basa, sehingga dikenal adanya
asam lewis dan basa lewis. Teori ini menyempurnakan teori
Bronsted-Lowry yang tidak dapat menjelaskan asam basa
yang tidak melibatkan transfer proton. Menurut konsep
tersebut, yang dimaksud dengan asam lewis adalah suatu
senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari
Gilbert N. Lewis
senyawa lain atau akseptor pasangan elektron. Basa Lewis (Sumber: Kompas.com)