Page 38 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 38
Strategi pertempuran seperti ini (terbuka, bertahan dan bergaris)
mengakibatkan jatuhnya korban cukup banyak. Jumlah korban dalam
pertempuran Surabaya mencapai ribuan jiwa, dan umumnya mereka
berasal dari pasukan kelaskaraan. Hal ini terjadi karena pasukan
kelaskaran belum mempunyai keahlian atau strategi dalam
pertempuran, dan mereka memiliki semangat tidak takut mati.
Semangat Jihad Fi Sabilillah, perang suci, menjadikan mereka yakin
jika meninggal dalam kondisi syahid, akan langsung masuk surga.
Foto 16. Pasukan Hizbullah dan Sabilillah Lainnya
Dalam Perjalanan ke Surabaya.
(Sumber : https://elsaonline.com/kontekstualisasi-resolusi-jihad/)
Keberhasilan ini tentu tak lepas pula dari restu dan doa KH. Abdul
Karim dan menantunya KH Marzuki Dahlan yang dari pondok
senantiasa memberikan dukungan batin dan spiritual melalui aneka
mujahadah yang dipinpin langsung beliau berdua untuk mendoakan
bukan hanya bagi santri Lirboyo tapi untuk para pejuang bangsa secara
umum. Sebelum pertempuran Surabaya meletus, tepatnya pasca Bung
Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia pada 17 Agustus 1945, Perjuangan para santri Lirboyo telah
mulai bergelora.