Page 39 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 39

Tidak  lama  setelah  proklamasi  kemerdekaan  dibacakan,  Mayor
        Mahfud yang merupakan mantan Sudanco PETA (semacam komandan

        seksi) di daerah Kediri menyampaikan berita gembira kemerdekaan itu
        kepada KH Mahrus Aly, dilanjutkan dengan pertemuan para santri di

        serambi Masjid Pondok Pesantren Lirboyo. Di sana diumumkan bahwa
        rakyat  Indonesia  yang  telah  sekian  abad  lamanya  dijajah  oleh  pihak

        asing, kini telah resmi merdeka.
               Santri Lirboyo dalam kesempatan yang sama itu, sepakat melucuti

        senjata Jepang di Markas Kompitai Dai Nippon di Kediri (kini Markas
        Brigif 16 Kodam V Brawijaya) yang letaknya sekitar 1,5 Km dari arah

        timur Pondok Pesantren Lirboyo Atas kebijaksanaan Kiai Mahrus. Salah
        satu truk senjata hasil lucutan Jepang itu dibawa ke Pondok Lirboyo

        dan  setelahnya  diserahkan  kepada  Tentara  Keamanan  Rakyat  (TKR)
        yang  hingga  kini  masih  tersimpan  di  Markas  Brawijaya  Kediri  (M.
        Haromain, 2010).

               Kesimpulan  dari  peristiwa  10  November  di  Surabaya  bahwa
        perjuangan Kiai dan Santri Pondok Pesantren Lirboyo dalam Resolusi

        Jihad adalah mengajarkan tentang Jihad yang berjuang untuk kebaikan
        dan  melawan  keburukan  dalam  mempertahankan  kemerdekaan

        Indonesia. Pengertian Jihad yang bersumber dari Kamus Besar Bahasa
        Indonesia  (KBBI)  pada  halaman  website  https://kbbi.web.id/jihad.

        mengemukakan  bahwa  Jihad  merupakan  usaha  sungguh-sungguh,
        membela  agama  Islam  dengan  mengorbankan  harta  benda,Serta

        perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam.
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44