Page 34 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 34

Pondok Pesantren kecil-kecil yang ada di Lirboyo ini merupakan
        salah satu pondok yang didirikan oleh santri-santri dari lulusan Pondok

        Pesantren  Lirboyo  itu  sendiri  yang  sebagian  juga  masih  juga  masih
        berada pengawasan Pondok Pesantren Lirboyo. Penggemblengan fisik

        dilakukan di Kediri saja, fisik dilatih begitu ketat yang disertai dengan
        tirakat  dan  doa-doa.  Para  santrinya  baik  yang  ikut  tergabung  dalam

        pencak silat maupun santri lainnya diajari bagaimana melindungi diri
        dan menghalau lawannya. Pencak silat ini juga menjadi salah satu ilmu

        yang ada di Pondok Pesantren Lirboyo.
               Ilmu  ini  menjadi  ketertarikan  tersendiri  bagi  para  santri  untuk

        mempelajarinya, karena pada zaman dulu masih jarang sekali pencak
        silat juga diajarkan dalam pondok pesantren. Ilmu ini tidak hanya pada

        teknis pencak silatnya saja tetapi juga terdapat doa-doa yang mampu
        menambah  kesaktian  dan  kemanjuran  dari  pencak  silat  itu  sendiri.
        Yang tidak lain doa-doa tersebut masih doa dalam ajaran Islam, bukan

        doa  yang  untuk  kemusrikan.  Beberapa  gemblengan  dilakukan  di
        Manukan Jabon Kediri secara langsung digebleng oleh KH. Mahrus Aly

        sendiri.  Pasukan  Hizbullah  ini  berasal  dari  gabungan  santri  dan
        masyarakat             Kediri       yang        siap       untuk        melawan           penjajahan.

        Kemampuannya juga disalurkan dan diajarkan kepada para santrinya
        hingga  terdapat  sebuah  tradisi  setiap  tahunnya  pada  acara


        akhrusannah itu  pasti  akan  diadakan  pertunjukan  pencak  silat  di
        Pondok  Pesantren  Lirboyo.  Akhirusannah  ini  adalah  acara  wisuda

        untuk para santri yang telah lulus ujian.
               Berbagai  kemampuan  dalam  pencak  silat  dilakukan  pada

        pertunjukan tersebut mulai dari kemampuan memecahkan tumpukan
        batu bata, menangkap pisau dengan mulut, memecah kelapa dengan
        kepala, dan kemampuan pencak silat dengan berbagai gaya dan teknis.

        Pada suatu hari tentara Jepang mengadakan sebuah pertunjukan yang

        bernama  gulat  di  seluruh  gedung  yang  sekarang  menjadi  Markas
        Kodam V Brawijaya Kediri, disana pentunjukan gula dilangsungkan.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39