Page 31 - Renungan El Bethel - Februari 2024
P. 31
BIARKANLAH ALLAH BERPERKARA
BI A RK A N L A H A LL A H BERPERK A R A
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Lukas 2:19
Bacaan: Lukas 1:26-38, Lukas 2:8-19
ada waktu itu usia Maria masih sangatlah muda saat ia dipilih Tuhan untuk mengandung Anak
Allah yaitu Yesus yang akan datang sebagai Sang Juruselamat bagi semua umat manusia, mungkin
Phanya kisaran 12-14 tahun. Tetapi Tuhan sudah menilik Maria seorang perempuan muda yang
sangat menjaga hidupnya, ia masih perawan dan belum bersuami tetapi akan mengandung seorang
Anak. Pada saat itu Maria pasti sangat kebingungan mengapa ia yang dipilih? apa maksudnya Tuhan?
Maria menerima dengan taat padahal dia belum mengerti apa-apa. Bahkan sesungguhnya Maria tahu
akan hukuman yang akan dia terima sebagai konsekuensi ketaatannya. Pada zaman itu jika seorang
perempuan mengandung dan belum bersuami akan dirajam oleh batu, belum lagi respon keluarga
tunangannya, Yusuf, dan ia masih sangatlah muda untuk mengandung.
Tetapi sikap Maria pada waktu ia mendengar perintah Tuhan ia siap melakukannya dan akan menanggung
setiap konsekuensinya. Sikap Maria mengajarkan kita jika Tuhan yang suruh pasti kita harus siap melakukan.
Tuhan sebenarnya bisa pilih siapa saja jika Maria menolak, tapi waktu itu Maria mengambil respon hati
yang benar dengan menerimanya dengan segenap hatinya. “Jadilah menurut perkataan-Mu itu”.
Pada saat Maria akan melahirkan ia banyak mengalami kesulitan. Bahkan Maria bersalin di tempat yang
bisa dibilang tidak layak apalagi untuk seorang bayi yang akan disebut Sang Juruselamat. Dan pada
saat gembala-gembala datang untuk melihat bayi Yesus mereka mengatakan apa yang mereka dengar
tentang bayi Yesus. Tetapi Maria hanya menyimpan semua itu dan merenungkannya di dalam hatinya.
Hingga Yesus pun berusia 12 tahun dikatakan di dalam
Lukas 2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Maria terus menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya, hingga ia melihat sendiri Anak itu menggenapi
segala nubutan yaitu mati di atas kayu salib untuk menebus segala dosa umat manusia.
Sepanjang hidupnya, semenjak ia memutuskan untuk ikut mau Tuhan, ia hanya menyimpan itu semua
dan melihat Tuhan berperkara, ia tidak perlu mencari-cari jawaban kesana-kemari. Ia terus taat dan setia
sampai akhir, sampai janji itu tergenapi. Tetapi seringkali di dalam hidup kita sekarang ini itu bukanlah
perkara yang mudah. Kita tidak mengerti apa-apa dan hanya perlu taat, seringkali kita mengalami situasi
tidak enak dari sekeliling kita.
Kisah Maria membuktikan ikut Tuhan sama sekali tidak akan rugi. Taat dan setia akan setiap perkataan-
Nya adalah bagian hidup Maria. Maria kuat sampai akhir bukan karena dia kuat tetapi karena dia tau pada
siapa ia meletakkan segala perkaranya. Maria tahu benar bahwa segala kekuatannya berasal dari Tuhan,
dan Tuhan yang sudah memilihnya bukan Tuhan yang meninggalkan. Ia Tuhan yang setia dan yang akan
selalu berperkara.
Sikap hati Maria lah yang harus kita ikuti selama tahun 2024 ini, mungkin ini bukan awal yang mudah tapi
selama Tuhan beserta kita tidak ada perkara yang begitu sulit untuk kita lakukan. Kita hanya tinggal taat
dan menyerahkan diri untuk mengikuti apa yang Tuhan mau. KAMIS
PERENUNGAN
KAMIS
Apakah kita sudah mengambil sikap hati seperti Maria?
Apakah kita sudah berserah dan meletakkan semuanya kepada Tuhan?
DOA
“Tuhan ajar kami punya sikap hati yang benar saat kami menghadapi segala perkara dalam hidup
kami, ingatkan kami selalu bahwa Kaulah satu-satunya sumber kekuatan dan satu-satunya yang dapat 29 FEBRUARI 2024
menolong kami. Engkau yang paling mengerti setiap kedalaman hati kami. Kami serahkan semuanya
kedalam tangan-Mu. Biar Engkau yang berperkara, jadilah seturut kehendak-Mu. Amin.”
(Zefanya)