Page 104 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 104
Materi
Hot Jauh sebelum menguasai Indonesia, Jepang sudah terlebih dahulu
memahami situasi atau keadaannya. Seperti para pemimpin Islam memiliki
kedudukan yang lebih tinggi daripada priayi atau bangsawan, dan semangat
kebangsaan yang sudah bangkit sejak tahun 1908 (pergerakan nasional).
Oleh karena itu, Jepang memanfaatkan situasi dengan merangkul tokoh-
tokoh pemimpin Islam dan nasionalis untuk terlibat langsung dalam
kegiatannya. Misalnya, mengangkat mereka menjadi pemimpin organisasi
yang didirikan Jepang, yaitu Gerakan Tiga A dan Putera (Pusat Tenaga
Rakyat). Menurut Perdana dan Pratama (2022: 129), tokoh-tokoh utama
Indonesia (Sukarno dan Hatta) menyambut dengan baik tindakan Jepang
dan bersedia bekerja sama. Sikap ini sangat jauh terbalik ketika Belanda
masih berkuasa.
Penyambutan Perdana Menteri Jepang, Tojo, oleh Sukarno, Hatta, dan Kaum Pergerakan Lain
Sumber: Perpusnas.go.id
i
B
n
e
s
n
a
i
a
s
p
e
J
g
n
a
k
u
t
n
a
g
r
2
O
.
2. Organisasi Bentukan Jepang
Hot Organisasi-organisasi yang dibentuk Jepang memang tidak terlepas dari
tujuan propaganda dan usaha pengerahan tenaga Indonesia dalam perang.
Sebut saja contohnya Gerakan 3A, yang namanya terinspirasi dari semboyan
Jepang, yakni Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon
pemimpin Asia. Selain Gerakan 3A, ada banyak sekali organisasi bentukan
Jepang, seperti Putera, Keibodan, Jawa Hokokai, Fujinkai, PETA, dan lain-lain.
Namun, pada kesempatan ini kita hanya akan membahas dua organisasi.
y
k
t
a
u
r
e
t
)
(
a
P
u
e
n
s
a
T
t
a
P
Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
g
R
a
a
Hot Pada tanggal 16 April 1943 didirikanlah organisasi yang bernama Pusat
Tenaga Rakyat (Putera). Organisasi ini dipimpin oleh Sukarno, Mohammad
Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mansur. Keempat tokoh ini akhirnya dikenal
sebagai Empat Serangkai. Bagi Jepang, Putera merupakan wadah rakyat
Indonesia untuk membantu dan memusatkan tenaganya dalam usaha
memenangkan Jepang atas Perang Asia Raya. Namun, Sukarno berpendapat
bahwa Putera bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat
kebangsaan rakyat Indonesia yang tertahan selama Belanda berkuasa.
92