Page 107 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 107
Materi
C. Akhir Pendudukan Jepang Menjelang Kemerdekaan
Hot Perang Asia Timur Raya mempertemukan antara Jepang dan Sekutu di
medan perang. Sayangnya semakin perang berlarrut, Jepang malah semakin
tertekan karena mengalami kekalahan demi kekalahan. Contohnya, pada
bulan Juli 1944, Pangkalan Angkatan Laut Jepang di Pulau Saipan yang
berada di gugusan Kepulauan Mariana berhasil direbut oleh Pasukan Sekutu,
yang menyebabkan Kuniaki Koiso naik menjadi Perdana Menteri Jepang
menggantikan Hideki Tojo (Santosa dan Kurnia, 2021: 110). Kondisi ini
perlahan membuat sikap Jepang atas Indonesia melunak. Misalnya,
memperbolehkan kembali diputarnya lagu Indonesia Raya dan pengibaran
bendera Merah Putih sejak dilarang pada bulan Maret 1942.
Hot Tepat pada tanggal 7 September 1944, diadakan sebuah sidang istimewa
ke-85 oleh Parlemen Jepang (Teikoku Ginkai) di Tokyo, ibu kota Jepang.
Melalui sidang ini, berdirilah Pemerintah Kemaharajaan Jepang yang
diumumkan oleh Perdana Menteri Jepang, Kuniaki Koiso. Perdana Menteri
Jepang ke-41 itu mengungkapkan, bahwa kelak wilayah Hindia Timur
(Indonesia) akan diperbolehkan merdeka di kemudian hari (Setialaksana,
2017: 109-110). Janji Koiso tersebut dilatarbelakangi oleh semakin
terdesaknya pasukan Jepang dan untuk menarik bangsa Indonesia agar
tetap mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Perdana Menteri Jepang ke-41: Kuniaki Koiso
Sumber: Wikipedia.org
Hot Implementasi dari janji kemerdekaan Koiso terhadap Indonesia
dibuktikan dengan dibentuknya suatu kepanitian yang bertugas untuk
mempersiapkan Indonesia yang merdeka. Hal ini disampaikan oleh
pemimpin Jepang di Pulau Jawa, Saiko Syikikan Kumaikici Harada, pada
tanggal 1 Maret 1945. Kepanitiaan yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan
merupakan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).
95