Page 128 - KM PPKN-BS-KLS-IX
P. 128

B.  Contoh Tradisi, Kearifan Lokal, dan Budaya

                di Indonesia

            Di Indonesia terdapat beragam tradisi, kearifan lokal dan budaya. Dalam
            kehidupan keseharian, istilah tradisi, kearifan lokal, dan budaya digunakan
            secara bergantian. Indonesia kaya akan tradisi, kearifan lokal, dan budaya
            terkait bahasa, seni, sastra dan musik, obat-obatan tradisional, upacara
            kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian, serta naskah atau
            manuskrip kuno. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman
            bahasa dan sastra, seni dan musik. Adapun contoh tradisi, kearifan lokal, dan
            budaya di beberapa daerah di Indonesia antara lain sebagai berikut.


            1.  Filosoi Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana

            Parinussa dan Fridawati (2022), akademisi dari Sekolah Tinggi Teologi
            Tabernakel Indonesia Surabaya, memaparkan dalam masyarakat Jawa
            terdapat  ilosoi  “Ajining  diri  saka  lathi, ajining  raga  saka  busana  Filosoi
            tersebut bermakna seseorang dapat dihargai dan dihormati berdasarkan
            perkataannya serta akan dihormati dilihat dari pakaian yang dikenakan. Itu
            berarti tata krama berkomunikasi menjadi sangat penting dalam kehidupan
            bermasyarakat ataupun bermedia sosial. Selain itu, kehormatan seseorang
            dapat dinilai dari  cara  seseorang  berpenampilan yang sopan.


            2.  Filosoi Tri Hita Karana

            Dalam masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, terdapat ilosoi Tri
            Hita Karana yang dimaknai sebagai tiga penyebab kesejahteraan. Tri berarti
            tiga,  hita  berarti sejahtera, dan karana  berarti karena. Menurut beberapa
            referensi,  Tri  Hita  Karana  bersumber dari tiga komponen, yaitu hubungan
            manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan alam lingkungannya,
            dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ketiga komponen tersebut
            merupakan sumber keharmonisan dan kesejahteraan.


            3.  Filosoi Cageur, Bageur, Bener, Singer, dan Pinter

            Berdasarkan penjelasan Hasanah, Gustini, dan Rohaniati (2016), akademisi
            pendidikan, dalam masyarakat Sunda terdapat nilai cageur, bageur, bener,
            singer, dan pinter.




            114   Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas IX
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133