Page 129 - KM PPKN-BS-KLS-IX
P. 129
a. Cageur dapat diartikan sebagai sehat, baik secara jasmani maupun rohani,
pikiran dan mental, memiliki pendirian, bertutur, berbahasa, dan bekerja.
b. Bageur bermakna memiliki kebaikan terhadap sesama, memiliki
kontribusi dalam moral, pikiran dan materi, tidak emosional, dan menjadi
sosok penolong.
c. Bener bermakna benar, melakukan pekerjaan sesuai dengan amanat,
menjalankan ajaran agama dengan baik, menjadi pemimpin yang baik
dan tidak merusak lingkungan.
d. Singer diartikan sebagai mawas diri, teliti atau cermat dalam bekerja,
memprioritaskan orang lain terlebih dahulu sebelum diri sendiri,
menghormati pendapat atau gagasan orang lain, penuh dengan rasa kasih
sayang, menerima kritik dengan sikap yang baik.
e. Pinter berarti pandai atau cerdas, mampu beradaptasi, menyelesaikan
permasalahan, bijaksana, dan tidak mudah curiga kepada orang lain.
4. Filosoi Satu Tungku Tiga Batu
Dalam masyarakat Fakfak di Papua Barat terdapat
Batu. Menurut Pandie (2018), akademisi, satu tungku diartikan sebagai satu
tanah, daerah, atau negeri. Tiga batu dimaknai sebagai tiga bagian penting
dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu adat, pemerintah, dan agama atau
dapat diartikan sebagai tiga agama yang dianut masyarakat Fakfak, yaitu
masyarakat Fakfak di Papua Barat untuk menjalin toleransi, kerukunan, dan
solidaritas di antara kelompok agama dan sosial.
5. Filosoi Lojor Teu Meunang Dipotong, Pondok Teu Meunang
Disambung
Menurut Budiaman, akademisi Universitas Negeri Jakarta, contoh kearifan
nilai budaya masyarakat Baduy dalam melestarikan lingkungan bertahan
hingga saat ini. Kearifan masyarakat Baduy tidak terlepas dari nilai yang
bersumber pada keyakinan masyarakat. Masyarakat Baduy memiliki norma
yang disebut cekelan yang artinya pegangan atau pedoman hidup.
Masyarakat Baduy memiliki pegangan lojor teu meunang dipotong, pondok
teu meunang disambung (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh
disambung) dengan beberapa nilai yang muncul, misalnya mipit kudu amit
(memetik harus izin), ngala kudu menta (mengambil harus meminta), nagedag
Bab 4 | Menjaga dan Melestarikan Tradisi, Kearifan Lokal, serta
115
Budaya dalam Masyarakat Global