Page 79 - Pembangunan Perpustakaan.indd
P. 79
BAB PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
V MELALUI LITERASI
Faridatus
Pengembangan literasi telah menjadi sorotan beberapa tahun
terakhir ini. Indonesia menempati posisi ke-10 terbawah di
dunia akibat dari rendahnya pengembangan literasi di Indonesia.
Berdasarkan hasil PISA (Program for International Student
Assessment ), kemampuan literasi Indonesia menempati posisi
ke-62 dari 70 negara (Rahmadanita, 2022). Dari hasil ini, dapat
dikatakan Indonesia berada dalam kategori tingkat literasi rendah.
Survei tahun 2021 mengatakan 3,96% dari masyarakat Indonesia
yang berusia di bawah 15 tahun mengalami buta huruf, 0,73%
masyarakat berusia 15 sampai 44 tahun masih mengalami buta
huruf, dan dari kelompok usia 44 ke atas, ada 9,24% masyarakat
Indonesia yang masih mengalami buta huruf. Dilihat dari hasil
survei tersebut masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak
bisa membaca atau bisa dibilang masyarakat Indonesia mengalami
buta huruf dari usia muda hingga usia tua. Dari 272.68 juta jiwa
masyarakat Indonesia, lebih dari 10% di antaranya masih mengalami
buta huruf. Hal ini juga menjadi kendala terbesar bagi Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam pengembangan
literasi (Nurhayani & Nurhafi zah, 2022).
Salah satu solusi untuk menangani kasus buta huruf dan
rendahnya minat baca di Indonesia adalah dengan pengembangan
keterampilan literasi melalui perpustakaan. Perpustakaan
merupakan sarana pendidikan, penelitian, pelestarian, dan sumber
informasi juga merupakan tempat rekreasi yang dapat dikunjungi
semua masyarakat. Masyarakat dari berbagai kalangan dan
kelompok usia dapat memperoleh pelayanan dan fasilitas yang
sudah disediakan dalam perpustakaan (Yunus, 2019).
Perpustakaan merupakan tempat yang paling cocok untuk
mengembangkan keterampilan literasi. Perpustakaan juga tempat
paling tepat untuk mengembangkan keterampilan literasi melalui
berbagai ragam koleksi. Keterampilan literasi ini dapat membantu
masyarakat Indonesia dalam pembelajaran sepanjang hayat
69