Page 23 - Kumpulan jurnal Amorphophallus kelas A
P. 23

Tanaman  ini  biasanya  tumbuh  subur  dibawah  naungan  tanaman  lainnya  dan  memerlukan
              intensitas  penyinaran  matahari  50-60  %.  Umbi  suweg  memiliki  2  fase  pertumbuhan  yaitu  fase
              vegetatif  dan  dorman.  Menurut  Hasbullah  dan  Umiyati  (2017a),  umbi suweg  fase  dorman  yang
              diolah menjadi tepung menghasilkan rendemen dalam jumlah lebih banyak dibandingkan ketika fase
              vegetatif. Selain itu, umbi suweg fase dormanjuga memiliki nilai Particle Size Index (PSI) yang lebih
              tinggi dibandingkan fase vegetatif, sehingga tepung yang dihasilkan pada fase dorman memiliki
              tingkat kehalusan yang tinggi dibandingkan fase vegetatif (Novita et al., 2023).
                   Amorphophallus dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat berpasir,
              strukturnya gembur, dan kaya unsur hara. Di samping itu juga memiliki drainase baik, kandungan
              humus yang tinggi,  dan memiliki pH tanah 6  - 7,5.Amorphophallus  spp. awalnya ditemukan di
              daerah tropik dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah beriklim
              sedang seperti Cina dan Jepang.Jenis A. muelleri Blume, awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman
              India, menyebar ke arah timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke Indonesia (Jintan et al.,
              2015).Pertumbuhan tanaman adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang dapat diukur dari
              bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan, sedangkan perkembangan tanamandapat  dilihat
              dengan  adanya  perubahan  pada  bentuk  organ  batang,  akar  dan  daun,  munculnya  bunga  serta
              terbentuknya buah. Pertambahan ukuran tubuh tumbuhan secara keseluruhan merupakan hasil dari
              pertambahan jumlah dan ukuran sel (Hapsari et al., 2018).
                   Salah  satu  tumbuhan  liar  yang  biasa  dikonsumsi  adalah  umbi  suweg.  Umbi  Suweg
              (Amorphophallus campanulatus B) merupakan tanaman liar yang tumbuh baik di tempat-tempat
              yang lembab dan terlindungi dari sinar matahari. Berbentuk bundar dengan diameter mencapai 40cm,
              tinggi  umbi  bisa  mencapai  30cm,  dan  memiliki  bobot  kurang  lebih  5kg  (Pinus,  1997  dalam
              Khatarina, 2018:7). Seluruh permukaan kulit umbi suweg penuh dengan bintil-bintil dan tonjolan
              yang merupakan anak umbi dan tunas, sementara di bagian atas tepat di tengah lingkaran umbi,
              terletak tunas utamanya. Daun suweg berbentuk menjari banyak dan melebar hingga 1m. Hidup pada
              batang  semu  yang  akan  menguning,  layu  lalu  mati  menjelang  musim  panen  (Wulansari,
              2021).Berdasarkan Uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tanaman suweg dengan tujuan
              penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman suweg yang berada di
              konservasi kura-kura Universitas Bengkulu.

              II.  METODE PENELITIAN
                   Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  bulan  september  2023,  di  konsevasi  Pendidikan  IPA
              Universitas Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan metode
              observasi. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan studi Pustaka, dari beberapa rujukan
              literatur searching terkait dengan tanaman suweg. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
              penggaris, alat tulis, kamera,jangka sorong,dan meteran. Bahan yang digunakan yaitu bibit tanaman
              suweg yang siap tanam. Untuk Teknik pengambilan data tinggi tumbuhan suweg menggunakan alat
              meteran, dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang hingga ujung daun, untuk diameter
              tanaman suweg yang diukur yaitu pada bawah pangkal batang menggunakan jangka sorong. Untuk
              mengukur Panjang dan lebar daun besar dan daun kecil menggunakan penggaris, kemudian hasil
              data dari Panjang dan lebar daun yang besar dan daun yang kecil dirata-ratakan. Jenis dan sumber
              data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas dua yaitu; data primer dan data sekunder. Data
              primer dalam penelitian ini adalah pengukuran  tinggi  tanaman, diameter tanaman, jumlah daun,
              bentuk tumbuhan, warna tumbuhan, tekstur tumbuhan dan ukuran daun. Data sekunder yang didapat
              meliputi keadaan umum lokasi penelitian meliputi, kondisi fisik lingkungan, dan data dari literatur
              atau reverensi serta instansi-instansi terkait dengan penelitian. Teknik analisis data pada penelitian
              ini menggunakan Teknik analisis deskriptif dan kuantitatif.


              III.  HASIL  DAN PEMBAHASAN
                   Kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suweg
                   Berdasarkan rata-rata pengukuran data lingkungan yang diamatai dapat dilihat pada tabel 1.

              Tabel 1.Data  Lingkungan Pada lahan konservasi di universitas Bengkulu
                             Faktor Lingkungan                                    Rata-rata
                             Kelembapan udara                                       66,6
                                 Suhu Udara                                         30,4
                              Intensitas Cahaya                                     3.867
                                 Suhu Tanah                                          31
                             Kelembapan Tanah                                       48,6
                                  Ph Tanah                                           6,2
                               Kondisi sekitar                                    Lembab

                                                             19
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28