Page 144 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 144

telah ada sebelum adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
            makhluk sosial tentunya mereka tidak hidup sendiri tetapi hidup secara
            bersama berkelompok. Dalam kehidupan bersama itu mereka mengatur diri
            dan anggota masyarakat yang lain menurut kebiasaan yang dianggap sebagai
            tatanan hukum. Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus pada akhirnya
            hukum adat yang diakui lewat lembaga-lembaga adatnya. Masyarakat hukum
            adat akan tunduk dan terikat pada aturan hukum adatnya. Masyarakat hukum
            adat sendiri adalah sekelompok orang-orang yang hidup dalam suatu ikatan
            persaudaraaan yang sangat kuat sekali berdasarkan faktor keturunan dalam
            mempertahankan dirinya mereka mengangkat salah seorang dari mereka
            sebagai pemimpin yang mempunyai kekuasaan yang mana terbatas terhadap
            wilayah dan kepada masyarakat dimana pemimpin itu diangkat.

                Tanah bagi suatu masyarakat hukum adat sangatlah penting, mengingat
            adanya hubungan yang erat antara masyarakat adat dengan tanah atau wilayah
            tertentu yang biasanya disebut tanah ulayat. Tanah yang disebut sebagai milik
            masyarakat hukum adat tersebut mempunyai pengertian adanya hak dari
            masyarakat hukum adat terhadap suatu wilayah tertentu yang cukup luas.
                Hubungan  masyarakat  hukum  adat  dengan  tanah  tempat  mereka
            berpijak mewarnai berbagai fungsi tanah bagi kehidupan manusia, yakni
            sebagai tempat berusaha, mendirikan tempat tinggal, tempat mereka makan,
            tempat mereka dimakamkan dan tempat berbagai aktifitas sosial lainnya.
            Hubungan masyarakat hukum adat dengan tanah seperti ini adalah hubungan
            menguasai, bukan memiliki yang bersifat perdata, artinya dimana mereka bisa
            menduduki tanah tersebut disitulah mereka bisa menguasai.

                Hak masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu itu biasanya disebut
            Hak Ulayat. Menurut  Van  Vollenhoven hak ulayat atau hak pertuanan
            ini disebut dengan  beschkkingrecht yang artinya menggambarkan tentang
            hubungan antara persekutuan dengan tanah itu sendiri. Hak persekutuan
            hukum adat tersebut berada dalam suatu beschikkingsgebeid dari desa. Luasnya
            wilayah tidak hanya bersamaan dengan luasnya pemukiman, di tambah
            wilayah-wilayah pertanian tetap, tetapi juga meliputi hutan penebangan kayu
            maupun yang bagian-bagian tertentunya menjadi ladang pertanian.




                                           127
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149