Page 131 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 131
kecenderungan dan nilai yang dianutnya” (1979:431-432).
Petani menanggapinya, ibarat seperti seorang penjudi saja,
dengan perhitungan untung rugi dan penuh cemas-harap,
khususnya ketika menghadapi kelembagaan baru yang datang
menerpa, yakni pasar. Gerakan petani bukanlah bersifat
restoratif tetapi mencari jalan untuk menjinakkan kapitalisme,
lalu bekerja di dalam kapitalisme yang telah dijinakkan itu; Para
pemimpin gerakan dan pengikutnya memerankan diri sebagai
entrepreneur politik. Mempraktekkan peran ini terbukti mampu
memberi mereka imbalan individual.
Selain Scott dan Popkin, ada Jeffery Paige (1975) dengan
karyanya Agrarian Revolution, Social Movement and Export
Agriculture in the Underdeveloped World yang tidak memperdulikan
soal-soal moralitas, rasionalitas dan kait-mengait yang diuraikan
kedua mereka itu. Pada pokoknya, Paige menabalkan analisis
kepentingan kelas, pada situasi pedesaan yang diistilahkan
menjadi “objective vector of capitalism”. Ia merujuk pada situasi
apa yang nyata orang-orang desa lakukan dalam proses kerja,
misalnya organisasi dan struktur kerja, ekologi produksi, dan
lainnya. Paige secara khusus memperkarakan kondisi-kondisi
yang memungkinkan pemberontakan agraria dan bentuk-bentuk
tampilan lain dari ekspresi politik petani itu. Model analisa kelas
Marxis yang menjadi rujukan Paige (1975) ini memperkirakan
kemungkinan gerakan petani akan terjadi manakala: (i) suatu
kelas penguasa tanah berkuasa melulu atas dasar penguasaan
tanahnya; (ii) para petani dihambat kemungkinan mobilitas
naik ke atas; (iii) kondisi kerja dan karakter pekerjaan para petani
memungkinkan pembentukan solidaritas. Dengan penelitian
yang mendalam atas pengalaman di Peru, Anggola dan Vietnam,
95