Page 128 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 128

maupun perkotaan. Lebih jauh dari itu,  menghubungkannya
                dengan reproduksi kebudayaan  (cultural  reproduction) dan
                reproduksi sosial (social  reproduction) dari kapitalisme itu, serta

                produksi kebudayaan (cultural  production) secara lebih luas
                (mengenai perbedaan ketiganya lihat Willis 1981).
                     Sungguh penting untuk menghubungkan kesemua itu
                dengan ruang-ruang yang terbentuk dalam proyek-proyek
                Pembangunan,       baik    yang    dijalankan    pemerintah

                maupun     oleh lembaga swadaya masyarakat, dan juga
                dengan apa yang dilakukan kelompok-kelompok gerakan
                sosial. Hanya dengan pemahaman          dan   analisis  yang
                memadai     inilah,  maka   dapat   diperoleh   pemahaman
                mengenai    ”batas-batas  struktural”  dan   ”kemungkinan-
                kemungkinan konjungtural” (Jessop 1982:253)   dari suatu jenis
                aksi kolektif baru dalam rangka transformasi sosial. Sering kali kita
                menemukan klam-klaim naif dari proyek-proyek Pembangunan
                itu, yang sesungguhnya tanpa sadar ikut dibentuk bagian  dari

                arus utama yang bersesuaian dan melancarkan atau setidaknya
                bersifat  adaptif  terhadap  pembangunan  kapitalisme  tersebut.
                Sebaliknya, mereka yang sanggup mengenali secara konkret
                hubungannya dengan formasi     sosial kapitalisme  yang lebih
                luas tentunya akan mudah melihat bagaimana ruang-ruang
                perundingan dan pertarungan itu terjadi, dan mungkin dapat
                memproduksi, mengisi atau mengubah ruang-ruang itu. Bagi

                kalangan gerakan sosial   khususnya, penulis yakin, hal ini
                akan  membuat  mereka  dapat  lebih  baik  dalam  melakukan
                upaya  penyadaran  (concientization)  dan     pemberdayaan
                (empowerment) kelompok-kelompok masyarakat   yang tertindas,
                atau    mereka    yang     potensial   maupun      nyatanya
                mendukung kelompok-kelompok masyarakat yang tertindas
                itu.





                                           92
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133