Page 126 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 126
juga untuk siapa bentuk akhir pengetahuan itu mau disajikan)
(Cook 2005).
Penulis yakin bahwa justru dengan kesadaran dan
pengakuan bahwa pengetahuan yang dihasilkan senantiasa
bersifat kontekstual dan relasional inilah yang akan dinilai lebih
jujur, meyakinkan dan memberdayakan para pembaca dan
peneliti lainnya untuk melihat hubungan-hubungan baru yang
sering tidak terduga, termasuk yang memberi kemungkinan
untuk aksi-aksi kolektif yang baru pula. Penegasan ini sangatlah
penting untuk diperhadapkan dengan klaim bahwa proses
produksi dan narasi ilmu sosial dan humaniora itu bebas-posisi
alias netral. Dalam hal ini yang musti diselidiki adalah bukan
benar salahnya klaim tersebut, karena akan sia-sia dan tak
berkesudahan, melainkan dalam kondisi apa dan bagaimana
klaim itu disebarluaskan dan kemudian dianut oleh komunitas
tertentu, dan kemudian kepentingan apa yang diemban oleh
pengetahuan dan penyebar-penganut klaim tersebut.
Akan tetapi, penulis berpendapat bahwa seluruh
argumentasi tersebut tidak secara eksplisit mengungkap
bagaimana kesemua itu bukanlah sepenuhnya berupa ruang-
ruang yang telah dikuasai sebelumnya dan sepenuhnya oleh
kekuatan modal. Sesungguhnya ruang-ruang itu adalah ruang-
ruang pertarungan dan perundingan (spaces of contestation and
negotiation), yang pada dasarnya bersifat relatif terbuka dapat juga
dibentuk oleh mereka yang dapat memasukinya. Penulis melihat
proses kebijakan desentralisasi sesungguhnya juga membuka
ruang bagi pertarungan dan perundingan beragam visi, agenda,
dan skenario, dimana berbagai kemungkinan baru dapat
terwujud bergantung pada sejauh mana hubungan-hubungan
antar kekuatan-kekuatan sosial yang bekerja pada ruang
90