Page 226 - Perspektif Agraria Kritis
P. 226

11



                    UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA:
                   SEBUAH KERANGKA NORMATIF YANG
                                 KOMPREHENSIF






                     Pada  sembilan  bab  terdahulu (Bab 2-10),  penulis  telah

              mencoba menerapkan  “perspektif  agraria kritis”  untuk mengkaji

              membahas lima  kasus   keagrariaan,  yaitu  berturut-turut  tiga
              kasus  kebijakan, satu  kasus  perubahan  sosial  di  Aceh,  dan  satu
              kasus  wacana keagamaan.  Dalam  pembahasan  tersebut,  penulis
              juga  telah mengajukan beberapa parameter dan kerangka umum
              untuk  pengembangan   kebijakan  atau  upaya  pembaruan  di
              bidang  agraria.  Usulan  semacam  ini  sebagiannya  penulis
              konstruksikan  secara  teoritis  (baca:  deduktif),  sementara

              sebagian lain penulis  konstruksikan  berdasarkan  pembelajaran
              kasus-kasus pengalaman empiris (baca: induktif).
                     Namun,  selain  dilakukan  secara  deduktif  dan  induktif,
              penulis  merasa  bahwa  hal  semacam  itu  juga  perlu  didasarkan
              pada  acuan  normatif  tertentu.  Poin  terakhir  inilah  yang  justru
              belum banyak dibicarakan dalam bab-bab terdahulu. Karena itu,
              sebagai  penutup  buku  ini,  penulis  menganggap  penting  untuk
              merumuskan     secara  eksplisit  kerangka   normatif  bagi
              penyelesaian berbagai persoalan agraria.

                     Adapun kerangka normatif yang dimaksudkan     di sini
              tidak lain adalah UUPA sebagai ketentuan-ketentuan pokok di


                                          161
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231