Page 31 - Seluk Beluk Masalah Agraria
P. 31
Gunawan Wiradi
pembaca ini membicarakan ketiga-tiganya sekaligus, yakni:
masalah agraria, reforma agraria serta penelitian agraria. Dan
memang, pemikiran GWR sesungguhnya dapat dilihat “benang
merah”-nya secara jelas dengan mencermati bagaimana tiga
hal ini digulati GWR dalam berbagai tulisannya.
Keterkaitan tiga hal tersebut tidak terlepas dari keyakinan
GWR bahwa reforma agraria yang berhasil hanya mungkin
diwujudkan jika dipahami benar masalah-masalah agraria yang
menjadi konteks utama pelaksanaannya. Sementara pema-
haman semacam itu sendiri hanya dapat diperoleh melalui
proses penelitian yang cermat, mendalam dan menyeluruh.
Melalui penelitian yang demikianlah maka hakikat persoalan
agraria yang dihadapi dapat ditangkap dan dicerna, komplek-
sitas dan tantangannya dapat dikenali dan diperhitungkan, dan
data-data yang lengkap dan akurat untuk restrukturisasi
penguasaan tanah dapat digali dan disediakan. Tanpa kese-
muanya itu, maka “reforma agraria” akan tetap menjadi jar-
gon yang abstrak belaka, dan jawaban-jawaban konkret yang
diberikan untuk pemecahan masalah agraria menjadi tidak
relevan, bahkan bisa menyesatkan dan menimbulkan kom-
plikasi lanjutan. Hal ini mengingatkan pada pertanyaan pro-
vokatif yang pernah disampaikan Hendro Sangkoyo (seorang
scholar activist agraria) pada satu kesempatan diskusi di STPN
sebagai berikut: “Apabila reforma agraria jawabannya, lantas
apa pertanyaannya?”
Memahami apa yang menjadi masalah agraria yang hendak
dipecahkan melalui reforma agraria, dengan demikian, meru-
pakan titik tolak utama untuk melangkah. Dalam hal ini, GWR
berpandangan bahwa akar semua permasalahan agraria pada
xxx