Page 92 - Modul Dasar-dasar pewarisan sifat
P. 92
5.2 Variasi Jumlah Kromosom: Gambaran Umum
Anomali jumlah kromosom terjadi baik sebagai aneuploidi atau
euploidi. Aneuploidi melibatkan perubahan jumlah kromosom dengan
penambahan atau penghapusan kurang dari satu set keseluruhan (biasanya
hanya satu kromo- beberapa). Euploidi melibatkan perubahan jumlah seluruh
set kromosom.
Hasil aneuploidi baik dari nondisjungsi selama meiosis (dijelaskan dalam
bab 4) atau oleh lagging kronomomal. Dalam kromosom tertinggal, satu
kromosom bergerak lebih lambat daripada yang lain selama anafase dan
dengan demikian dikeluarkan saat nucleus reformasi. Sel diploid yang
kehilangan satu kromosom bersifat monosomik, sedangkan sel yang
kehilangan kedua salinan kromosom tertentu disebut nulisom. Sel yang
kehilangan dua kromosom nonhomolog adalah monosomik ganda.
Terminologi serupa ada untuk kromosom ekstra yang dihasilkan dari
nondisjunction. Misalnya, sel diploid dengan kromosom ekstra bersifat trisomik.
Daftar terminologi yang digunakan dalam menjelaskan berbagai status
aneuploidi muncul di tabel 8.1.
Organisme euploid memiliki jumlah set kromosom haploid lengkap yang
bervariasi. Anda sudah terbiasa dengan haploid (n) dan diploid (2n).
Organisme dengan jumlah himpunan yang lebih tinggi, seperti triploid (3n)
dan tetraploid (4n), disebut poliploid.
Aneuploidy
Empat contoh berbeda dari nondisjunction diilustrasikan pada Gambar
8.25 menggunakan kromosom seks pada organisme XY seperti manusia atau
89