Page 31 - Buku Panduan Daurah Romadhon 1442 H - MIKH
P. 31
Buku Panduan Daurah Ramadhan
C. Dapat lailatul qadar
Orang yang itikaf 10 hari terakhir Ramadhan, insya Allah ia akan mendapatkan
lailatul qadar. Bagaimana tidak, menurut hadits-hadits shahih, lailatul qadar turun
pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Bukankah saat itu orang
yang beritikaf sedang beribadah kepada Allah?
Bahkan seandainya orang yang beritikaf itu sedang tidur dan hanya bangun
sebentar pada malam lailatul qadar, insya Allah ia tetap mendapat lailatul qadar
karena tidurnya merupakan rangkaian itikaf dan berpahala.
04. waktu i’tikaf
Itikaf wajib harus dilakukan sesuai dengan kewajibannya. Jika ia bernadzar
beritikaf semalam, maka waktu itikafnya adalah semalam. Jika ia bernadzar
beriktikaf tiga hari tiga malam, maka waktu itikaf baginya adalah tiga hari tiga
malam.
Itikaf dilakukan pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Yakni mulai
ketika matahari terbenam pada malam ke-21 (atau ke-20 jika Ramadhannya 29
hari) sampai habisnya Ramadhan, yakni saat matahari terbenam malam hari raya
Idul Fitri. Lebih diutamakan jika ia meneruskan hingga shalat idul fitri dan baru
meninggalkan masjid setelah shalat idul fitri.
Adapun waktu itikaf sunnah yang suka rela, ia tidak dibatasi. waktu beritikaf
minimal adalah sehari semalam. Namun menurut mazhab Syafii, Hanafi dan
Hanbali, seseorang yang itikaf satu jam atau bahkan hanya setengah jam pun
boleh.
Sehingga bagi yang tidak bisa beritikaf penuh pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan, ia bisa beritikaf sebagiannya. Misalnya datang ke masjid menjelang
shalat isya' dan beritikaf sampai Subuh. Atau bahkan datang ke masjid beberapa
jam sebelum shalat Subuh dan beritikaf sampai Subuh atau pagi hari. Itu juga bisa
disebut itikaf.
“Berbuatlah baik sekecil apapun, karena bisa jadi ia dapat menolongmu kelak di akhirat” 30