Page 29 - Buku Panduan Daurah Romadhon 1442 H - MIKH
P. 29
Buku Panduan Daurah Ramadhan
J. I’tikaf
Secara etimologi, I'tikaf adalah menetapi sesuatu dan mengikat
diri kepadanya.
Secara terminology syari'at (istilah), I'tikaf adalah menetapi
masjid dan berdiam di dalamnya dengan niat mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
01. HUKUM I’TIKAF
Sayyid Sabiq menjelaskan, i'tikaf ada dua macam. Yaitu wajib dan sunnah.
Itikaf wajib adalah i'tikaf yang dilakukan seseorang karena kewajibannya,
misalnya karena nadzar. Misalnya ia mengatakan, “Jika aku sembuh dari
penyakit ini, aku bernadzar akan beri'tikaf selama tiga hari.”
Maka beri'tikaf tiga hari itu menjadi wajib baginya.
Itikaf sunnah adalah itikaf yang dilakukan secara suka rela untuk
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Termasuk beri'tikaf
pada 10 hari terakhir Ramadhan adalah termasuk yang sunnah ini. Namun
hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan itikaf
pada 10 hari terakhir Ramadhan ini
َ
ﱠ
ﱠ
ﱠ
ﱠ َ
ْ ْ
، هﺎﻓوﺗ ﻰﺗﺣ ن َ ﺎﺿﻣر نﻣ رﺧاوﻷا رﺷﻌﻟا فﻛﺗﻌﯾ نﺎﻛ – مﻠﺳو ﮫﯾﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ – ﻰﺑﻧﻟا نأ َ
ِ
َ َ
َ ِ ْ َ
ُ
ُ
َ
َ َ
ْ ِ َ
َ َ َ
ﱠ ُ َ
َ
ِ ﱠ
ُ
َ ْ
هدﻌﺑ نﻣ ُﮫﺟاوزأ فﻛﺗﻋا مﺛ
َ َ ْ
ْ ِ
ِ ِ ْ َ
ﱠ
َ
ُ َ
“Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi SAW
biasa i'tikaf sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga
beliau diwafatkan Allah. Kemudian istri-istri beliau
beri'tikaf sesudah beliau wafat.” (HR. Bukhari)
“Berbuatlah baik sekecil apapun, karena bisa jadi ia dapat menolongmu kelak di akhirat” 28